7. Apakah Anda Memiliki Gerakan atau Perilaku Repetitif (Stimming) Seperti Mengayunkan Tubuh, Mengepakkan Tangan, atau Memutar Benda?
Gerakan atau perilaku repetitif, sering disebut stimming (self-stimulatory behavior), adalah hal yang umum bagi banyak orang, namun lebih sering dan terlihat pada individu dengan spektrum autisme. Stimming bisa berupa gerakan tubuh (seperti mengayunkan tubuh, mengepakkan tangan, menggoyangkan kaki), penggunaan benda (seperti memutar-mutar kunci, memainkan rambut), atau perilaku vokal (seperti bergumam, mengulang kata-kata). Stimming memiliki berbagai fungsi, termasuk membantu mengatur emosi, mengurangi stres, atau meningkatkan fokus.
Mengapa stimming perlu diperhatikan? Stimming adalah bagian alami dari pengalaman manusia, tetapi frekuensi dan jenis stimming dapat berbeda pada individu dengan autisme. Jika Anda menyadari bahwa Anda sering melakukan gerakan atau perilaku repetitif, terutama dalam situasi stres atau ketika merasa gembira, pertanyaan ini relevan untuk Anda. Penting untuk diingat bahwa stimming bukanlah sesuatu yang perlu dihilangkan, kecuali jika perilaku tersebut membahayakan diri sendiri atau orang lain.
Contoh perilaku stimming: Anda mungkin sering menggoyangkan kaki ketika duduk, mengetuk-ngetukkan jari di meja, atau memutar-mutar pulpen saat berpikir. Ketika merasa cemas atau kewalahan, Anda mungkin mengepakkan tangan atau mengayunkan tubuh untuk menenangkan diri. Perilaku-perilaku ini mungkin terjadi secara otomatis dan tanpa disadari.
Fakta dan penelitian: Perilaku repetitif dan stimming adalah salah satu kriteria diagnostik dalam DSM-5 untuk gangguan spektrum autisme. Sebuah studi dalam Journal of Clinical Child & Adolescent Psychology menemukan bahwa stimming berfungsi sebagai mekanisme regulasi diri dan membantu individu dengan autisme dalam mengelola emosi dan stimulus sensorik. Mengamati pola stimming Anda dapat memberikan informasi berharga tentang potensi autisme pada diri Anda.
8. Apakah Anda Lebih Memilih untuk Berpikir Sendirian dan Memproses Informasi Secara Internal?
Setiap orang memiliki preferensi yang berbeda dalam cara berpikir dan memproses informasi. Sebagian orang lebih suka berpikir secara verbal dan berdiskusi dengan orang lain untuk mematangkan ide. Namun, bagi individu dengan potensi autisme, berpikir secara internal dan memproses informasi sendirian seringkali menjadi cara yang lebih efektif dan nyaman. Mereka mungkin memerlukan waktu sendiri untuk merefleksikan informasi dan menyusun pikiran mereka sebelum berbagi dengan orang lain.
Mengapa preferensi berpikir penting? Cara kita berpikir dan memproses informasi memengaruhi gaya belajar, gaya komunikasi, dan cara kita berinteraksi dengan dunia. Jika Anda merasa lebih produktif dan kreatif ketika bekerja sendiri, atau jika Anda memerlukan waktu sendiri untuk memproses informasi baru sebelum dapat berpartisipasi dalam diskusi, pertanyaan ini penting untuk Anda pertimbangkan.
Ilustrasi situasi berpikir: Dalam rapat atau diskusi kelompok, Anda mungkin lebih banyak mendengarkan dan mengamati daripada berbicara. Anda mungkin memerlukan waktu setelah rapat untuk memproses semua informasi dan merumuskan pendapat Anda. Ketika mengerjakan proyek, Anda mungkin lebih memilih untuk bekerja sendiri di tempat yang tenang daripada berkolaborasi dalam kelompok besar.
Data pendukung riset: Preferensi terhadap berpikir internal dan gaya belajar yang mandiri seringkali diasosiasikan dengan spektrum autisme. Sebuah artikel dalam Review Journal of Autism and Developmental Disorders membahas tentang bagaimana perbedaan dalam gaya kognitif dan preferensi belajar dapat memengaruhi pengalaman pendidikan dan pekerjaan bagi individu dengan autisme. Memahami preferensi berpikir Anda dapat memberikan wawasan tentang potensi autisme pada diri Anda.