Kesehatan

Jangan Sepelekan! Keringat Malam Bisa Jadi Gejala Penyakit Mematikan

×

Jangan Sepelekan! Keringat Malam Bisa Jadi Gejala Penyakit Mematikan

Sebarkan artikel ini
Jangan Sepelekan! Keringat Malam Bisa Jadi Gejala Penyakit Mematikan
Jangan Sepelekan! Keringat Malam Bisa Jadi Gejala Penyakit Mematikan (www.freepik.com)

3. Gangguan Tidur: Lebih dari Sekadar Kurang Tidur

Kurang tidur atau jadwal tidur yang tidak teratur memang dapat memengaruhi kualitas tidur dan kesehatan secara keseluruhan. Namun, beberapa gangguan tidur yang lebih spesifik, seperti sleep apnea, juga dapat menjadi penyebab keringat malam yang jarang disadari. Sleep apnea adalah kondisi di mana pernapasan berhenti dan mulai berulang kali saat tidur. Kondisi ini menyebabkan penurunan kadar oksigen dalam darah, yang memicu respons stres tubuh dan dapat menyebabkan keringat malam.

Selain sleep apnea, gangguan tidur lain seperti restless legs syndrome (RLS) atau periodic limb movement disorder (PLMD) juga dapat mengganggu kualitas tidur dan memicu keringat malam. RLS menyebabkan dorongan yang tidak tertahankan untuk menggerakkan kaki, terutama saat beristirahat atau tidur, sementara PLMD menyebabkan gerakan kaki atau lengan yang berulang selama tidur. Gangguan-gangguan tidur ini dapat memicu stres fisik dan psikologis, yang pada akhirnya dapat menyebabkan peningkatan produksi keringat di malam hari.

4. Efek Samping Obat: Bukan Hanya Antibiotik

Banyak orang mungkin menyadari bahwa beberapa jenis obat, seperti obat penurun panas atau dekongestan, dapat menyebabkan efek samping berupa keringat berlebihan. Namun, tahukah Anda bahwa ada banyak jenis obat lain yang juga berpotensi menyebabkan keringat malam sebagai efek samping? Beberapa jenis antidepresan, misalnya, terutama golongan tricyclic antidepressants dan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI), dapat memengaruhi sistem saraf pusat dan menyebabkan gangguan regulasi suhu tubuh, yang dapat memicu keringat malam.

Obat-obatan hormonal seperti tamoxifen (yang digunakan dalam pengobatan kanker payudara) atau kortikosteroid (yang digunakan untuk mengatasi peradangan) juga dapat menyebabkan keringat malam. Obat-obatan untuk diabetes, terutama insulin dan sulfonilurea, berpotensi menyebabkan hipoglikemia di malam hari, yang seperti yang telah disebutkan sebelumnya, dapat memicu keringat malam. Jika Anda baru-baru ini memulai pengobatan baru dan mengalami keringat malam, konsultasikan dengan dokter Anda untuk mengetahui apakah obat tersebut mungkin menjadi penyebabnya.

Baca Juga  Amarah Meledak? 4 Biang Kerok Hubungan Toksik Ini Wajib Kamu Tahu!

5. Kondisi Neurologis: Lebih dari Sekadar Parkinson

data-sourcepos=”47:1-47:341″>Penyakit Parkinson mungkin adalah kondisi neurologis yang paling sering dikaitkan dengan keringat malam. Gangguan pada sistem saraf otonom yang terjadi pada penyakit Parkinson dapat memengaruhi regulasi suhu tubuh dan produksi keringat, sehingga menyebabkan keringat malam.

Namun, penyakit Parkinson bukanlah satu-satunya kondisi neurologis yang dapat menyebabkan keringat malam. Beberapa kondisi lain seperti multiple sclerosis (MS), stroke, atau autonomic neuropathy (kerusakan saraf otonom akibat diabetes atau kondisi lain) juga dapat memengaruhi sistem saraf otonom dan memicu keringat malam. Kondisi-kondisi neurologis ini dapat mengganggu sinyal saraf yang mengatur kelenjar keringat, sehingga menyebabkan produksi keringat yang berlebihan, terutama di malam hari.

6. Kanker: Bukan Hanya Leukemia

Kanker darah seperti leukemia dan limfoma seringkali dikaitkan dengan keringat malam sebagai salah satu gejala klasik. Sel-sel kanker pada leukemia dan limfoma dapat menghasilkan zat kimia yang memengaruhi regulasi suhu tubuh dan memicu respons peradangan, yang dapat menyebabkan demam dan keringat malam. Keringat malam pada kanker darah biasanya terjadi secara terus-menerus dan parah, serta seringkali disertai gejala lain seperti kelelahan ekstrem, penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, dan pembengkakan kelenjar getah bening.

Baca Juga  Sering Lupa dan Susah Tidur? Hati-Hati, Ini Tanda Mom Brain!

Namun, kanker darah bukanlah satu-satunya jenis kanker yang dapat menyebabkan keringat malam. Beberapa jenis kanker padat, seperti kanker paru-paru, kanker pankreas, atau kanker tulang, juga dapat memicu keringat malam, meskipun mekanismenya mungkin berbeda. Pada kanker padat, keringat malam mungkin lebih terkait dengan respons sistem imun tubuh terhadap tumor atau produksi zat kimia tertentu oleh sel kanker. Jika Anda mengalami keringat malam yang parah dan persisten, terutama jika disertai gejala lain yang mencurigakan, penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter untuk evaluasi lebih lanjut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *