- Selalu membereskan mainan anak tanpa melibatkan mereka.
- Tidak pernah meminta bantuan anak untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
- Menganggap anak terlalu kecil untuk melakukan apa pun.
Sikap seperti ini akan membuat anak tidak percaya diri dan merasa tidak memiliki peran penting dalam keluarga. Mereka tidak memiliki kesempatan untuk belajar mandiri dan mengembangkan rasa tanggung jawab.
Solusi:
- Berikan tanggung jawab yang sederhana dan sesuai dengan usia anak, seperti merapikan tempat tidur, membereskan mainan, atau membantu menyiapkan makanan.
- Berikan pujian dan apresiasi ketika anak berhasil menyelesaikan tanggung jawabnya.
- Tingkatkan tanggung jawab secara bertahap seiring dengan bertambahnya usia dan kemampuan anak.
5. Kurang Memberikan Dukungan Emosional
Dukungan emosional dari orang tua adalah pilar utama dalam membangun percaya diri anak. Anak-anak membutuhkan rasa aman, dicintai, dan diterima tanpa syarat. Ketika orang tua kurang memberikan dukungan emosional, anak tidak percaya diri dan merasa tidak berharga. Dukungan emosional bisa berupa:
- Mendengarkan cerita anak dengan penuh perhatian.
- Menunjukkan empati dan pengertian terhadap perasaan anak.
- Memberikan pelukan dan kata-kata penyemangat saat anak merasa sedih atau kecewa.
- Merayakan keberhasilan anak, sekecil apapun.
Contoh kurang dukungan emosional:
- Mengabaikan cerita anak atau menganggapnya remeh.
- Memarahi anak ketika mereka menangis atau menunjukkan emosi negatif.
- Tidak pernah memberikan pujian atau apresiasi.
Kurangnya dukungan emosional akan membuat anak tidak percaya diri dan merasa tidak dicintai. Mereka akan kesulitan untuk mengungkapkan perasaan dan mencari dukungan dari orang lain ketika menghadapi masalah.
Solusi:
- Luangkan waktu untuk mendengarkan cerita anak setiap hari.
- Tunjukkan empati dan validasi perasaan anak.
- Berikan pelukan, pujian, dan kata-kata penyemangat secara rutin.
- Ciptakan suasana keluarga yang hangat dan penuh kasih sayang.
6. Memaksakan Kehendak dan Tidak Menghargai Pendapat Anak
Setiap anak adalah individu yang unik dengan pendapat dan keinginan sendiri. Kesalahan orang tua adalah memaksakan kehendak dan tidak menghargai pendapat anak. Ketika orang tua selalu mendikte dan tidak memberikan ruang bagi anak untuk berpendapat, maka akan membuat anak tidak percaya diri dan merasa tidak dihargai. Anak-anak perlu merasa bahwa pendapat mereka didengar dan dihargai, meskipun berbeda dengan pendapat orang tua.
Contoh memaksakan kehendak:
- Selalu menentukan pilihan untuk anak tanpa melibatkan mereka.
- Memarahi anak jika mereka tidak setuju dengan pendapat orang tua.
- Mengabaikan permintaan anak atau menganggapnya tidak penting.
Sikap seperti ini akan membuat anak tidak percaya diri dan merasa tidak memiliki kontrol atas hidupnya sendiri. Mereka akan menjadi pribadi yang pasif dan tidak berani mengemukakan pendapat.
Solusi:
- Libatkan anak dalam pengambilan keputusan yang menyangkut dirinya.
- Dengarkan pendapat anak dengan penuh perhatian, meskipun Anda tidak selalu setuju.
- Hargai perbedaan pendapat dan ajarkan anak untuk berdiskusi secara sehat.
7. Terlalu Fokus pada Hasil Akhir Dibanding Proses
Kesalahan orang tua lainnya adalah terlalu fokus pada hasil akhir dibandingkan proses. Ketika orang tua hanya memuji anak saat mereka meraih hasil yang sempurna, maka akan membuat anak tidak percaya diri dan takut melakukan kesalahan. Anak-anak perlu belajar bahwa proses belajar dan berusaha sama pentingnya, bahkan lebih penting dari hasil akhir. Mereka perlu dihargai atas usaha dan kemajuan mereka, bukan hanya atas kesempurnaan hasil.
Contoh fokus pada hasil akhir: