-
Neuron Cermin (Mirror Neurons): Ilmuwan saraf telah menemukan sekelompok neuron khusus di otak yang disebut neuron cermin. Neuron ini aktif tidak hanya ketika kita melakukan suatu tindakan, tetapi juga ketika kita mengamati orang lain melakukan tindakan yang sama. Neuron cermin memungkinkan kita untuk memahami dan merasakan apa yang orang lain lakukan, seolah-olah kita sendiri yang melakukannya. Sistem neuron cermin inilah yang diduga kuat menjadi dasar biologis dari peniruan dan empati. Ketika kita melihat orang tua melakukan suatu kebiasaan, neuron cermin kita akan aktif dan menciptakan representasi internal dari perilaku tersebut, sehingga memudahkan kita untuk menirunya secara otomatis.
-
Pembentukan Jalur Saraf: Setiap kali kita melakukan suatu tindakan atau memikirkan sesuatu, otak kita membentuk jalur saraf baru. Semakin sering kita mengulang tindakan atau pikiran tersebut, semakin kuat dan permanen jalur saraf tersebut terbentuk. Proses ini disebut plastisitas otak. Kebiasaan yang kita tiru dari orang tua, terutama yang dilakukan secara berulang-ulang sejak kecil, akan membentuk jalur saraf yang kuat di otak kita. Akibatnya, kebiasaan tersebut menjadi otomatis dan sulit untuk diubah di kemudian hari. Sebuah studi dari Universitas Cambridge menemukan bahwa kebiasaan yang terbentuk di usia dini cenderung lebih resisten terhadap perubahan dibandingkan dengan kebiasaan yang terbentuk di usia dewasa.
-
Identifikasi dan Ikatan Emosional: Sebagai anak, orang tua adalah sosok yang paling kita cintai dan kagumi. Kita secara alami ingin meniru mereka sebagai bentuk identifikasi dan untuk memperkuat ikatan emosional dengan mereka. Meniru kebiasaan orang tua dapat memberikan rasa memiliki dan kedekatan dengan keluarga. Bahkan ketika kita beranjak dewasa dan memiliki pandangan hidup yang berbeda, kebiasaan-kebiasaan yang kita tiru dari orang tua seringkali tetap melekat dalam diri kita sebagai bagian dari identitas diri.
Dampak Jangka Panjang: Bagaimana Kebiasaan yang Ditiru dari Orang Tua Mempengaruhi Kehidupan Kita
Kebiasaan yang kita tiru dari orang tua tidak hanya sekadar perilaku sehari-hari, tetapi dapat memiliki dampak jangka panjang yang signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan kita:
-
Gaya Hidup dan Kesehatan: Kebiasaan makan, olahraga, tidur, dan gaya hidup sehat lainnya seringkali diturunkan dari orang tua. Jika orang tua memiliki kebiasaan hidup sehat, kemungkinan besar anak juga akan mengadopsinya dan mendapatkan manfaat kesehatan jangka panjang. Sebaliknya, jika orang tua memiliki kebiasaan buruk seperti merokok, minum alkohol berlebihan, atau pola makan tidak sehat, anak berisiko tinggi untuk menirunya dan mengalami masalah kesehatan di kemudian hari. Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa kebiasaan merokok dan pola makan tidak sehat yang diturunkan dari keluarga merupakan faktor risiko utama penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, diabetes, dan kanker.
-
Hubungan Sosial dan Emosional: Cara kita berinteraksi dengan orang lain, mengungkapkan emosi, menyelesaikan konflik, dan membangun hubungan yang sehat juga dipengaruhi oleh kebiasaan yang kita tiru dari orang tua. Jika orang tua menunjukkan pola komunikasi yang positif, empatik, dan suportif, anak akan belajar untuk membangun hubungan yang sehat dan bermakna dengan orang lain. Sebaliknya, jika orang tua sering bertengkar, bersikap dingin, atau tidak responsif terhadap kebutuhan emosional anak, anak dapat mengalami kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat di kemudian hari. Penelitian dari Universitas California, Berkeley, menunjukkan bahwa pola komunikasi keluarga yang positif berkorelasi dengan tingkat kebahagiaan dan kepuasan hidup yang lebih tinggi pada anak dan remaja.
-
Karier dan Keuangan: Kebiasaan kerja, manajemen keuangan, dan ambisi karir juga dapat dipengaruhi oleh orang tua. Jika orang tua menunjukkan etos kerja yang kuat, disiplin dalam mengelola keuangan, dan memiliki aspirasi karir yang tinggi, anak akan terinspirasi dan termotivasi untuk mencapai kesuksesan serupa. Sebaliknya, jika orang tua kurang memiliki motivasi kerja, boros dalam mengelola keuangan, atau tidak memiliki tujuan karir yang jelas, anak mungkin akan meniru pola perilaku tersebut dan mengalami kesulitan finansial atau karir di kemudian hari.
-
Pola Pikir dan Keyakinan: Cara kita berpikir, memandang dunia, dan meyakini sesuatu juga seringkali dipengaruhi oleh orang tua. Orang tua adalah sumber utama nilai-nilai, norma-norma, dan keyakinan yang kita anut sejak kecil. Keyakinan-keyakinan ini dapat mempengaruhi cara kita mengambil keputusan, menghadapi tantangan, dan mencapai tujuan hidup. Misalnya, jika orang tua selalu mengajarkan pentingnya kerja keras dan ketekunan, anak akan cenderung memiliki pola pikir yang gigih dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi kesulitan.
Memutus Siklus: Cara Sadar Mengubah Kebiasaan Turunan yang Tidak Diinginkan
data-sourcepos=”49:1-49:347″>Menyadari bahwa kita tanpa sadar meniru kebiasaan orang tua bukanlah berarti kita terperangkap dalam takdir yang tidak bisa diubah. Kita memiliki kemampuan untuk secara sadar mengidentifikasi kebiasaan-kebiasaan turunan yang tidak kita inginkan dan mengambil langkah-langkah untuk mengubahnya. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat membantu: