Parenting

Sibling Rivalry? 10 Aktivitas Seru Ini Bisa Bikin Anak Kompak

×

Sibling Rivalry? 10 Aktivitas Seru Ini Bisa Bikin Anak Kompak

Sebarkan artikel ini
Sibling Rivalry? 10 Aktivitas Seru Ini Bisa Bikin Anak Kompak
Sibling Rivalry? 10 Aktivitas Seru Ini Bisa Bikin Anak Kompak (www.freepik.com)

6. Kegiatan Sosial dan Amal: Berbagi dengan Sesama

Libatkan anak-anak dalam kegiatan sosial atau amal. Misalnya, mengunjungi panti asuhan atau rumah sakit, mengumpulkan donasi untuk korban bencana alam, atau membersihkan lingkungan sekitar.

Mengapa ini efektif?

  • Empati dan kepedulian: Kegiatan sosial membantu anak-anak mengembangkan empati dan kepedulian terhadap orang lain yang membutuhkan. Mereka belajar bahwa dunia tidak hanya tentang diri mereka sendiri dan saudara-saudara mereka, tetapi juga tentang komunitas yang lebih luas.
  • Tujuan yang lebih besar: Bekerja sama untuk tujuan sosial yang lebih besar mengalihkan fokus dari persaingan pribadi menjadi kontribusi positif bagi masyarakat. Mereka merasa bangga bisa membuat perbedaan bersama.
  • Perspektif baru: Melihat realitas kehidupan orang lain dapat memberikan perspektif baru tentang masalah mereka sendiri. Sibling rivalry mungkin terasa kecil dibandingkan dengan kesulitan yang dihadapi orang lain.
Baca Juga  Anak Tengah Sering Terlupakan? Ini Pola Asuh yang Harus Orang Tua Ketahui!

Pilih kegiatan sosial yang sesuai dengan usia dan minat anak-anak. Libatkan mereka dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan, agar mereka merasa memiliki peran aktif.

7. Olahraga Tim atau Aktivitas Fisik Bersama: Bergerak dan Bersinergi

Ajak anak-anak untuk berolahraga tim atau melakukan aktivitas fisik bersama. Misalnya, bermain sepak bola, basket, voli, atau sekadar bersepeda bersama di taman. Jika olahraga tim bukan pilihan, aktivitas seperti menari bersama, yoga keluarga, atau senam irama juga bisa menjadi alternatif yang menyenangkan.

Mengapa ini efektif?

  • Kerjasama dalam gerakan: Olahraga tim secara alami membutuhkan kerjasama dan koordinasi antar anggota tim. Anak-anak belajar bergerak bersama, membaca gerakan rekan tim, dan saling mendukung untuk mencapai tujuan bersama.
  • Pelepasan energi positif: Aktivitas fisik membantu melepaskan energi berlebih dengan cara yang positif. Ini dapat mengurangi ketegangan dan frustrasi yang mungkin menjadi pemicu sibling rivalry.
  • Semangat sportif: Olahraga mengajarkan nilai-nilai sportifitas, seperti menghargai lawan, menerima kekalahan dengan lapang dada, dan merayakan kemenangan dengan rendah hati. Nilai-nilai ini penting dalam membangun hubungan yang sehat antar saudara.
Baca Juga  5 Pola Asuh Ini Bisa Membuat Anak Dihantui Rasa Takut Gagal Seumur Hidup!

Pilih jenis olahraga atau aktivitas fisik yang disukai dan sesuai dengan usia anak-anak. Fokus pada kesenangan bergerak bersama, bukan pada kompetisi atau pencapaian hasil tertentu.

8. Waktu Kualitas Individual dengan Setiap Anak: Merasa Diperhatikan

Meskipun fokus pada aktivitas bersama, jangan lupakan pentingnya memberikan waktu kualitas individual kepada setiap anak. Jadwalkan waktu khusus secara terpisah dengan masing-masing anak untuk melakukan kegiatan yang mereka sukai. Misalnya, membaca buku bersama, bermain game favorit, atau sekadar mengobrol santai.

Mengapa ini efektif?

  • Mengurangi perasaan cemburu: Seringkali, sibling rivalry muncul karena anak merasa kurang diperhatikan atau dibandingkan dengan saudaranya. Waktu kualitas individual memastikan setiap anak merasa dicintai, dihargai, dan diperhatikan secara unik.
  • Memperdalam hubungan personal: Waktu berdua memungkinkan Anda membangun hubungan yang lebih dalam dan personal dengan setiap anak. Anda bisa lebih fokus pada kebutuhan, minat, dan perasaan mereka secara individu.
  • Mengisi ‘tangki cinta’: Setiap anak memiliki ‘tangki cinta’ yang perlu diisi. Waktu kualitas individual adalah salah satu cara efektif untuk mengisi tangki cinta mereka, sehingga mereka merasa aman, percaya diri, dan lebih bahagia.
Baca Juga  Menggali Potensi Anak Tanpa Membuatnya Stres dan Minder

Jadwalkan waktu kualitas individual secara rutin, meskipun hanya 15-30 menit setiap kali. Biarkan anak memilih kegiatan yang ingin dilakukan, dan berikan perhatian penuh selama waktu tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *