3. Izinkan Diri untuk Merasakan dan Mengekspresikan Emosi Secara Jujur
Seiring bertambahnya usia, kita seringkali belajar untuk menekan atau menyembunyikan emosi, terutama emosi yang dianggap negatif seperti sedih, marah, atau takut. Padahal, inner child sangat terhubung dengan emosi dan membutuhkan ruang yang aman untuk merasakan dan mengekspresikannya secara jujur. Menekan emosi dapat membuat inner child merasa terabaikan dan terluka.
Untuk menghidupkan inner child dan menjadi orang tua yang lebih bahagia, penting untuk mengizinkan diri merasakan dan mengekspresikan emosi secara jujur dan sehat. Ini bukan berarti harus selalu meluapkan emosi secara berlebihan, tetapi lebih kepada mengakui, menerima, dan memproses emosi yang muncul.
Beberapa cara untuk mengelola emosi secara sehat:
- Identifikasi dan beri nama emosi yang Anda rasakan. Misalnya, “Saya merasa sedih”, “Saya merasa marah”, “Saya merasa kecewa”.
- Cari tahu apa yang memicu emosi tersebut. Apakah ada kejadian atau situasi tertentu yang membuat Anda merasa seperti itu?
- Izinkan diri untuk merasakan emosi tersebut sepenuhnya. Jangan mencoba untuk menekan atau menghindarinya. Menangis, marah, atau tertawa adalah respons emosional yang alami.
- Ekspresikan emosi secara sehat. Misalnya, berbicara dengan pasangan atau teman terpercaya, menulis jurnal, berolahraga, atau melakukan aktivitas kreatif.
- Belajar untuk memvalidasi emosi diri sendiri dan anak-anak. Katakan pada diri sendiri dan anak-anak bahwa “Tidak apa-apa merasa sedih”, “Marah itu wajar”, atau “Takut itu boleh”.
Dengan mengizinkan diri merasakan dan mengekspresikan emosi secara jujur, Anda tidak hanya menghidupkan kembali inner child Anda, tetapi juga memberikan contoh yang baik bagi anak-anak tentang bagaimana mengelola emosi secara sehat. Riset menunjukkan bahwa anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua yang emosionalnya sehat cenderung lebih resilien dan memiliki kesehatan mental yang lebih baik.
4. Latih Diri untuk Melihat Dunia dengan Rasa Kagum dan Keingintahuan
Seiring bertambahnya usia, kita cenderung menjadi lebih sinis dan kurang peka terhadap keindahan dunia di sekitar kita. Padahal, inner child memiliki rasa kagum dan keingintahuan alami terhadap hal-hal baru. Melatih diri untuk melihat dunia dengan mata inner child dapat menghadirkan kembali rasa gembira dan semangat hidup.
Beberapa cara untuk melatih rasa kagum dan keingintahuan:
- Luangkan waktu untuk mengamati alam. Perhatikan keindahan matahari terbit atau terbenam, bentuk awan, suara burung, atau tekstur daun.
- Kunjungi tempat-tempat baru atau yang belum pernah Anda perhatikan sebelumnya. Misalnya, museum, galeri seni, kebun binatang, atau pasar tradisional.
- Pelajari hal-hal baru yang menarik minat Anda. Misalnya, bahasa asing, keterampilan baru, atau topik pengetahuan yang belum pernah Anda eksplorasi.
- Ajukan pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana” tentang hal-hal sederhana di sekitar Anda. Misalnya, mengapa langit berwarna biru, bagaimana pelangi terbentuk, atau mengapa daun berubah warna di musim gugur.
- Biarkan diri Anda terinspirasi oleh kreativitas dan imajinasi anak-anak. Perhatikan cara mereka bermain, menggambar, atau bercerita.
Dengan melatih diri untuk melihat dunia dengan rasa kagum dan keingintahuan, Anda tidak hanya menghidupkan kembali inner child Anda, tetapi juga memperkaya pengalaman hidup dan menjadi lebih kreatif. Studi menunjukkan bahwa rasa kagum dan keingintahuan dapat meningkatkan kebahagiaan, mengurangi stres, dan meningkatkan kemampuan belajar sepanjang hayat.