perisainews.com – Siapa sih yang nggak suka belanja? Rasanya memang menyenangkan bisa mendapatkan barang baru, apalagi kalau barang itu sudah lama diincar. Tapi, hati-hati ya, guys! Tanpa disadari, ada lho kebiasaan belanja yang kelihatan wajar banget, tapi ternyata diam-diam bisa menguras tabungan kamu. Nggak mau kan, kalau uang hasil kerja keras malah habis nggak jelas?
Nah, biar kamu lebih waspada dan bisa mengelola keuangan dengan lebih baik, yuk kita bahas 7 kebiasaan belanja yang seringkali dianggap normal, padahal bisa bikin dompet jebol. Siap? Check this out!
1. “Self-Reward” yang Keblinger: Habis Kerja Keras, Waktunya Memanjakan Diri?
Mengapa Terlihat Wajar?
“Ah, ini kan self-reward setelah seminggu kerja keras!” Kalimat ini pasti sering banget terlintas di benak kamu, kan? Nggak salah kok memanjakan diri setelah berjibaku dengan pekerjaan atau tugas-tugas lainnya. Memberi hadiah untuk diri sendiri bisa jadi motivasi dan bikin kita merasa lebih bahagia. Apalagi, budaya self-reward ini memang lagi hype banget di kalangan anak muda.
Tapi, Kok Bisa Menguras Tabungan?
Masalahnya adalah, definisi self-reward setiap orang itu beda-beda. Ada yang cukup dengan makan es krim kesukaan, tapi ada juga yang merasa self-reward itu harus berupa barang-barang branded atau liburan mewah. Kalau self-reward kamu selalu berlebihan, misalnya setiap berhasil menyelesaikan tugas kecil langsung treat diri dengan belanja online atau makan di restoran mahal, wah ini gawat. Tanpa terasa, frekuensi self-reward yang terlalu sering dan nilainya yang terlalu besar bisa bikin tabungan kamu terkuras habis. Ujung-ujungnya, niat awal untuk memotivasi diri malah jadi bumerang yang merugikan keuangan.
Solusinya Gimana Dong?
- Batasi Frekuensi dan Nilai Self-Reward: Nggak ada salahnya kok memberi hadiah untuk diri sendiri, tapi tetapkan batasan yang jelas. Misalnya, hanya boleh self-reward setelah mencapai target besar atau sebulan sekali saja. Untuk nilainya pun, sesuaikan dengan kemampuan keuangan kamu. Self-reward nggak harus selalu mahal, kok.
- Cari Alternatif Self-Reward yang Lebih Murah: Banyak kok cara memanjakan diri tanpa harus mengeluarkan banyak uang. Kamu bisa menikmati waktu me time di rumah dengan membaca buku, menonton film, atau melakukan hobi yang kamu suka. Atau, kamu bisa mencoba aktivitas yang menyehatkan seperti olahraga atau meditasi.
2. FOMO Diskon dan Promo: “Mumpung Lagi Murah, Sikat Aja!”
Mengapa Terlihat Wajar?
“Sayang banget kalau diskonnya nggak dimanfaatin!” Siapa yang nggak tergoda dengan iming-iming diskon dan promo? Apalagi kalau diskonnya gede-gedean dan waktunya terbatas. Rasanya rugi banget kalau melewatkan kesempatan emas ini. Belanja saat diskon juga seringkali dianggap sebagai cara cerdas untuk menghemat uang.
Tapi, Kok Bisa Menguras Tabungan?
Diskon dan promo memang bisa bikin harga barang jadi lebih murah, tapi seringkali justru menjebak kita untuk belanja lebih banyak dari yang kita butuhkan. Efek psikologis “mumpung lagi murah” ini bisa sangat kuat, lho. Kamu jadi merasa harus membeli barang-barang yang sebenarnya nggak terlalu kamu butuhkan, hanya karena harganya lagi diskon. Selain itu, taktik marketing dengan memberikan batas waktu promo juga bisa bikin kamu impulsif dan terburu-buru dalam mengambil keputusan belanja. Ujung-ujungnya, tabungan kamu jebol karena kebanyakan belanja barang-barang diskonan yang nggak kepakai.
Solusinya Gimana Dong?
- Buat Daftar Belanja Sebelum Tergoda Diskon: Sebelum kalap lihat diskon, coba deh buat daftar barang-barang yang memang benar-benar kamu butuhkan. Fokuslah untuk membeli barang-barang yang ada di daftar tersebut, dan abaikan godaan diskon untuk barang-barang lainnya.
- Evaluasi Kebutuhan, Bukan Hanya Harga Murah: Sebelum memutuskan untuk membeli barang diskonan, tanyakan pada diri sendiri, “Apakah barang ini benar-benar saya butuhkan?” Jangan sampai kamu membeli barang hanya karena harganya murah, tanpa mempertimbangkan apakah barang tersebut akan benar-benar bermanfaat untuk kamu.
- Bandingkan Harga dengan Cermat: Jangan langsung percaya dengan embel-embel diskon besar. Coba deh bandingkan harga barang diskonan tersebut dengan harga di toko lain atau platform online lainnya. Kadang, diskon yang diberikan tidak seberapa besar, atau bahkan harganya masih lebih mahal dari toko lain.
3. “Nggak Enakan” Sama Teman: Traktir Sana-Sini Demi Solidaritas?
Mengapa Terlihat Wajar?
Sebagai makhluk sosial, kita tentu ingin punya banyak teman dan menjaga hubungan baik dengan mereka. Salah satu caranya adalah dengan hangout bareng, makan-makan, atau sekadar ngopi di kafe. Saat hangout, seringkali muncul situasi “nggak enakan” untuk menolak ajakan teman, apalagi kalau teman kamu yang mentraktir atau kamu merasa harus gantian mentraktir. Solidaritas dan kebersamaan memang penting dalam pertemanan.
Tapi, Kok Bisa Menguras Tabungan?
Kebiasaan “nggak enakan” ini kalau kebablasan bisa bikin pengeluaran kamu membengkak, lho. Bayangkan saja, kalau setiap minggu kamu hangout beberapa kali dan selalu “nggak enakan” untuk menolak ajakan teman atau selalu merasa harus mentraktir, berapa banyak uang yang harus kamu keluarkan? Apalagi kalau kamu punya banyak teman dan frekuensi hangout kamu cukup tinggi. Tanpa terasa, uang untuk hangout ini bisa menggerogoti tabungan kamu.
Solusinya Gimana Dong?