- Awalnya, Mereka Mungkin Meningkatkan Upaya: Narsisis mungkin tidak langsung menyerah. Sebaliknya, mereka mungkin justru meningkatkan upaya manipulasi mereka. Mereka mungkin mencoba taktik yang lebih intens, seperti love bombing yang lebih ekstrem, hadiah atau janji yang lebih besar, atau bahkan ancaman yang lebih jelas. Mereka mungkin berpikir bahwa jika mereka hanya berusaha lebih keras, mereka akan berhasil menembus pertahanan individu yang sulit dimanipulasi tersebut.
- Frustrasi dan Kebingungan Mulai Muncul: Ketika taktik awal mereka gagal, narsisis akan mulai merasa frustrasi dan bingung. Mereka mungkin tidak terbiasa menghadapi penolakan atau ketidakpatuhan. Dunia mereka dibangun di atas asumsi bahwa mereka dapat mengontrol orang lain, dan ketika asumsi ini terpatahkan, mereka mungkin merasa terancam dan tidak aman. Mereka mungkin bertanya-tanya, “Mengapa orang ini tidak bereaksi seperti yang lain? Mengapa taktik saya tidak berhasil?”
- Beralih ke Taktik yang Lebih Agresif (Eskalasi): Frustrasi dan kebingungan ini seringkali dapat memicu eskalasi dalam taktik manipulasi narsisis. Mereka mungkin beralih ke taktik yang lebih agresif dan merusak, seperti:
- Gaslighting: Mencoba membuat individu tersebut meragukan kewarasan atau ingatan mereka sendiri.
- Pelecehan Emosional: Menggunakan kritik, hinaan, atau penghinaan untuk merendahkan harga diri individu tersebut.
- Triangulasi: Melibatkan pihak ketiga untuk memanipulasi atau mengisolasi individu tersebut.
- Ancaman dan Intimidasi: Menggunakan ancaman verbal atau non-verbal untuk menakut-nakuti individu tersebut agar patuh.
- Mencari ‘Target’ yang Lebih Mudah: Jika semua upaya gagal dan narsisis menyadari bahwa mereka tidak dapat memanipulasi individu tersebut, mereka mungkin akhirnya menyerah dan mencari ‘target’ yang lebih mudah. Narsisis pada dasarnya adalah oportunis. Mereka akan memfokuskan energi mereka pada orang-orang yang lebih rentan terhadap manipulasi mereka, di mana mereka merasa lebih mungkin berhasil mendapatkan apa yang mereka inginkan.
- Kemungkinan Dendam dan Pembalasan (dalam Kasus Ekstrem): Dalam beberapa kasus ekstrem, ketika seorang narsisis merasa harga diri mereka sangat terluka atau merasa dipermalukan karena ketidakmampuan mereka untuk memanipulasi seseorang, mereka mungkin menjadi dendam dan berusaha untuk membalas dendam. Pembalasan ini bisa bersifat halus, seperti menyebarkan rumor atau gosip tentang individu tersebut, atau bisa lebih terang-terangan, seperti sabotase atau agresi verbal. Namun, perilaku dendam ini lebih mungkin terjadi jika narsisis merasa sangat terancam atau merasa kehilangan kendali yang signifikan.
Dampak Psikologis pada Narsisis dan Individu yang Tidak Bisa Dimanipulasi
Pertemuan antara narsisis dan individu yang tidak bisa dimanipulasi tidak hanya menciptakan dinamika kekuatan yang menarik, tetapi juga memiliki dampak psikologis yang signifikan pada kedua belah pihak.
Dampak pada Narsisis:
- Frustrasi dan Kemarahan: Kegagalan untuk memanipulasi dapat memicu frustrasi dan kemarahan yang mendalam pada narsisis. Ini dapat merusak rasa superioritas mereka dan memicu krisis narsistik, di mana mereka merasa sangat terancam dan tidak aman.
- Peningkatan Kecemasan dan Ketidakamanan: Ketidakmampuan untuk mengontrol orang lain dapat meningkatkan kecemasan dan ketidakamanan narsisis. Mereka mungkin mulai meragukan kemampuan mereka dan merasa rentan terhadap penolakan atau pengabaian.
- Potensi untuk Refleksi Diri (Meskipun Jarang): Meskipun jarang terjadi, dalam beberapa kasus, menghadapi seseorang yang tidak bisa mereka manipulasi dapat memicu sedikit refleksi diri pada narsisis. Mereka mungkin mulai bertanya-tanya mengapa taktik mereka tidak berhasil dan—sekali lagi, sangat jarang—bahkan mempertimbangkan untuk mengubah perilaku mereka. Namun, perubahan nyata pada seorang narsisis sangat sulit dicapai tanpa terapi jangka panjang dan komitmen yang kuat untuk pertumbuhan pribadi.
Dampak pada Individu yang Tidak Bisa Dimanipulasi: