HubunganPsikologi

Bertahan atau Berpisah? Psikologi Korban Perselingkuhan yang Jarang Diketahui

×

Bertahan atau Berpisah? Psikologi Korban Perselingkuhan yang Jarang Diketahui

Sebarkan artikel ini
Bertahan atau Berpisah? Psikologi Korban Perselingkuhan yang Jarang Diketahui
Bertahan atau Berpisah? Psikologi Korban Perselingkuhan yang Jarang Diketahui (www.freepik.com)

perisainews.com – Perselingkuhan, sebuah kata yang mampu mengguncang fondasi sebuah hubungan. Ketika janji setia ternodai, pertanyaan besar pun muncul: apakah bertahan setelah perselingkuhan adalah keputusan yang tepat? Lebih dari sekadar pengkhianatan fisik, dampak psikologis perselingkuhan bisa menjadi luka yang menganga, mempengaruhi kesejahteraan mental dan emosional pasangan yang dikhianati.

Artikel ini akan mengupas tuntas dampak psikologis bertahan setelah perselingkuhan, membantu Anda memahami kompleksitas situasi ini, dan mempertimbangkan apakah ini jalan yang tepat untuk dipilih.

Memahami Badai Perselingkuhan: Lebih dari Sekadar Pengkhianatan

Perselingkuhan seringkali dilihat sebagai masalah hitam dan putih, benar atau salah. Namun, realitasnya jauh lebih kompleks. Perselingkuhan bukan hanya tentang tindakan fisik, tetapi juga pengkhianatan emosional yang mendalam. Bayangkan kepercayaan yang telah dibangun bertahun-tahun hancur dalam sekejap. Rasa sakit, marah, bingung, dan berbagai emosi negatif bercampur aduk, menciptakan badai dalam diri individu yang dikhianati.

Baca Juga  7 Kebiasaan People-Pleaser Bisa Bikin Hidupmu Melelahkan

Dampak Psikologis yang Mengintai: Luka yang Tak Kasat Mata

Ketika memilih untuk bertahan setelah perselingkuhan, seseorang tidak hanya menghadapi tantangan memperbaiki hubungan, tetapi juga harus bergulat dengan dampak psikologis yang mungkin menghantui. Berikut adalah beberapa dampak psikologis yang umum terjadi:

  1. Kepercayaan yang Hancur Berkeping-keping: Fondasi utama dalam setiap hubungan adalah kepercayaan. Perselingkuhan menghancurkan fondasi ini, meninggalkan keraguan dan kecurigaan yang mendalam. Setiap janji, setiap kata, bahkan setiap tindakan pasangan akan dipertanyakan. Membangun kembali kepercayaan bukanlah perkara mudah, membutuhkan waktu, kesabaran, dan komitmen dari kedua belah pihak.

  2. Luka Harga Diri dan Identitas Diri: Perselingkuhan seringkali membuat korban merasa tidak berharga, tidak menarik, atau tidak cukup baik. Pertanyaan seperti “Apa yang salah dengan diriku?” atau “Mengapa dia memilih orang lain?” terus menghantui pikiran. Hal ini dapat menggerogoti harga diri dan identitas diri seseorang, membuat mereka merasa insecure dan tidak percaya diri dalam berbagai aspek kehidupan.

  3. Ancaman Kesehatan Mental: Kecemasan, Depresi, dan Trauma: Dampak emosional perselingkuhan sangat berat, bahkan dapat memicu masalah kesehatan mental seperti kecemasan berlebihan, depresi, dan trauma psikologis. Bayangan perselingkuhan terus berputar di kepala, sulit tidur, kehilangan nafsu makan, hingga menarik diri dari lingkungan sosial adalah beberapa gejala yang mungkin muncul. Dalam kasus yang parah, trauma perselingkuhan bisa menyebabkan Post-traumatic relationship syndrome (PTRS), kondisi yang mirip dengan PTSD namun berfokus pada trauma akibat hubungan.

  4. Rollercoaster Emosi: Amarah, Sedih, dan Kebingungan: Emosi setelah perselingkuhan bisa menjadi rollercoaster yang tak berujung. Amarah yang membara, kesedihan yang mendalam, kebingungan akan masa depan hubungan, semua bercampur aduk. Perubahan suasana hati yang ekstrem, dari merasa baik-baik saja menjadi tiba-tiba terpuruk, adalah hal yang umum terjadi. Mengelola emosi yang kompleks ini membutuhkan dukungan dan mekanisme koping yang sehat.

  5. Dilema Intimasi: Kehilangan Gairah dan Kepercayaan Diri di Ranjang: Intimasi fisik dan emosional seringkali menjadi korban perselingkuhan. Kehilangan gairah seksual, rasa jijik, atau bahkan trauma untuk berhubungan intim bisa terjadi pada korban perselingkuhan. Selain itu, rasa tidak aman dan tidak percaya diri dengan tubuh sendiri juga dapat menghambat keintiman dalam hubungan. Membangun kembali keintiman membutuhkan komunikasi terbuka, kesabaran, dan mungkin bantuan profesional.

Bertahan atau Berpisah? Menimbang dengan Hati dan Logika

Tidak ada jawaban tunggal untuk pertanyaan apakah bertahan setelah perselingkuhan adalah keputusan yang tepat. Setiap hubungan memiliki dinamika yang unik, dan keputusan ini sangat personal. Namun, ada beberapa faktor penting yang perlu dipertimbangkan sebelum membuat keputusan besar ini:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *