- Sadari bahasa tubuh Anda: Perhatikan bahasa tubuh Anda sendiri saat berinteraksi dengan orang lain. Apakah Anda menunjukkan bahasa tubuh yang terbuka dan positif, atau justru tertutup dan negatif?
- Latih bahasa tubuh yang positif: Latih kontak mata yang wajar, senyum tulus, postur tubuh tegak, dan gestur yang ramah. Anda bisa berlatih di depan cermin atau meminta umpan balik dari teman atau kolega.
- Sesuaikan bahasa tubuh dengan konteks: Perhatikan konteks situasi dan sesuaikan bahasa tubuh Anda dengan tepat. Misalnya, dalam situasi formal, bahasa tubuh Anda mungkin perlu lebih terkendali dibandingkan dalam situasi informal.
- Perhatikan bahasa tubuh orang lain: Amati bahasa tubuh lawan bicara Anda untuk memahami perasaan dan respons mereka terhadap Anda. Ini dapat membantu Anda menyesuaikan komunikasi Anda agar lebih efektif dalam membangun kepercayaan.
- Gunakan bahasa tubuh untuk membangun koneksi: Gunakan bahasa tubuh Anda secara sadar untuk membangun koneksi dengan orang lain. Misalnya, sentuhan ringan di lengan (jika sesuai) atau anggukan kepala dapat menunjukkan empati dan dukungan.
5. Memberikan Kritik yang Tidak Konstruktif
Kritik adalah bagian dari komunikasi, tetapi cara Anda menyampaikan kritik sangat menentukan apakah kritik tersebut membangun atau justru merusak kepercayaan. Memberikan kritik yang tidak konstruktif, yang cenderung menyerang pribadi, meremehkan, atau tidak memberikan solusi, dapat merusak kepercayaan dan motivasi orang lain. Orang akan merasa tidak dihargai, tidak didukung, bahkan mungkin merasa terancam.
Kritik yang konstruktif, di sisi lain, bertujuan untuk membantu orang lain berkembang dan meningkatkan kinerja mereka. Kritik konstruktif disampaikan dengan cara yang sopan, fokus pada perilaku atau hasil kerja (bukan pribadi), memberikan contoh spesifik, dan menawarkan solusi atau saran perbaikan. Ketika kritik disampaikan dengan cara yang konstruktif, orang akan merasa didukung dan termotivasi untuk menjadi lebih baik.
Contoh kritik tidak konstruktif: “Kerjaan kamu selalu berantakan! Kamu memang tidak becus kerja!” Kritik ini menyerang pribadi, meremehkan, dan tidak memberikan solusi. Contoh kritik konstruktif: “Saya perhatikan laporan yang kamu buat kemarin kurang detail di bagian analisis data. Coba perhatikan contoh laporan yang pernah saya berikan, dan fokus pada penyajian data yang lebih terstruktur dan relevan.” Kritik ini fokus pada hasil kerja, memberikan contoh spesifik, dan menawarkan solusi.
Solusi:
- Fokus pada perilaku atau hasil kerja, bukan pribadi: Saat memberikan kritik, hindari menyerang karakter atau kepribadian orang lain. Fokuslah pada perilaku atau hasil kerja yang perlu diperbaiki.
- Berikan contoh spesifik: Jangan memberikan kritik yang terlalu umum atau ambigu. Berikan contoh spesifik tentang apa yang perlu diperbaiki dan mengapa hal itu penting.
- Sampaikan kritik dengan sopan dan hormat: Gunakan bahasa yang sopan dan hormat. Hindari nada suara yang merendahkan, mencemooh, atau marah.
- Tawarkan solusi atau saran perbaikan: Kritik yang konstruktif selalu disertai dengan solusi atau saran perbaikan. Bantu orang lain memahami bagaimana mereka dapat memperbaiki diri dan meningkatkan kinerja mereka.
- Berikan kritik secara pribadi: Hindari memberikan kritik di depan umum. Sampaikan kritik secara pribadi dan di tempat yang nyaman untuk berdiskusi.
6. Menyembunyikan Informasi Penting
Kejujuran dan transparansi adalah pilar utama dalam membangun kepercayaan. Menyembunyikan informasi penting, baik secara sengaja maupun tidak, dapat merusak kepercayaan orang lain terhadap Anda. Orang akan merasa dibohongi atau dimanipulasi jika mereka mengetahui bahwa Anda telah menyembunyikan informasi yang seharusnya mereka ketahui. Ketidakjujuran, sekecil apapun, dapat mengikis kepercayaan dengan cepat.
Menyembunyikan informasi penting bisa berupa tidak mengungkapkan informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan, tidak memberikan feedback yang jujur, atau menutupi kesalahan atau kegagalan. Dalam konteks hubungan profesional, menyembunyikan informasi penting dapat menghambat kolaborasi, pengambilan keputusan yang efektif, dan inovasi. Dalam hubungan personal, hal ini dapat merusak kedekatan dan keintiman.
Bayangkan Anda adalah seorang manajer yang mengetahui bahwa perusahaan sedang mengalami kesulitan keuangan, tetapi Anda menyembunyikan informasi ini dari tim Anda. Ketika berita buruk akhirnya terungkap, tim Anda mungkin akan merasa dikhianati dan kehilangan kepercayaan kepada Anda sebagai pemimpin. Mereka akan bertanya-tanya mengapa Anda tidak jujur sejak awal dan apa lagi yang Anda sembunyikan dari mereka.
Solusi: