EkonomiKeuangan

Generasi Z dan Milenial Lebih Pintar Finansial, tapi Tetap Sulit Kaya! Benarkah?

×

Generasi Z dan Milenial Lebih Pintar Finansial, tapi Tetap Sulit Kaya! Benarkah?

Sebarkan artikel ini
Generasi Z dan Milenial Lebih Pintar Finansial, tapi Tetap Sulit Kaya! Benarkah?
Generasi Z dan Milenial Lebih Pintar Finansial, tapi Tetap Sulit Kaya! Benarkah? (www.freepik.com)

data-sourcepos=”5:1-5:304″>perisainews.com – Generasi Z dan Milenial, dua generasi yang tumbuh di era digital ini sering dianggap lebih melek finansial dibandingkan generasi sebelumnya. Tapi, ironisnya, banyak yang merasa kok ya tetap sulit kaya? Benarkah anggapan ini, atau hanya mitos belaka? Mari kita bedah lebih dalam fenomena menarik ini.

Kenapa Generasi Z dan Milenial Dianggap Lebih Pintar Finansial?

Generasi yang lahir antara pertengahan 1980-an hingga awal 2010-an ini memang punya banyak kelebihan dalam hal literasi keuangan. Beberapa faktor yang membuat mereka tampak lebih pintar finansial antara lain:

Akses Informasi Tanpa Batas

Internet adalah sahabat terbaik Gen Z dan Milenial. Informasi tentang investasi, perencanaan keuangan, tips hemat, semua ada di ujung jari. Mereka bisa dengan mudah mencari tahu tentang saham, kripto, reksa dana, atau bahkan sekadar membandingkan harga barang kebutuhan sehari-hari secara online. Bandingkan dengan generasi sebelumnya yang mungkin harus mengandalkan koran atau majalah untuk mendapatkan informasi serupa.

Baca Juga  Depresiasi vs. Amortisasi: Jangan Salah Hitung, Ini Bedanya!

Paparan Teknologi Finansial (Fintech)

Munculnya fintech sangat membantu generasi ini dalam mengelola keuangan. Aplikasi mobile banking, dompet digital, platform investasi online, semua dirancang agar mudah digunakan dan diakses kapan saja, di mana saja. Generasi Z dan Milenial jadi lebih terbiasa dengan transaksi digital, pembayaran cashless, dan berbagai layanan keuangan berbasis teknologi lainnya. Ini tentu mempermudah mereka dalam memantau keuangan, berinvestasi, atau bahkan sekadar mengatur anggaran bulanan.

Kesadaran Investasi Dini

Dibandingkan generasi sebelumnya, Gen Z dan Milenial lebih sadar akan pentingnya investasi sejak dini. Mungkin karena sering melihat konten edukasi finansial di media sosial, atau terinspirasi dari kisah sukses influencer yang berinvestasi di usia muda. Mereka tidak lagi berpikir bahwa investasi hanya untuk orang kaya atau orang tua. Investasi, bagi mereka, adalah salah satu cara untuk mencapai kebebasan finansial di masa depan.

Baca Juga  AI Ambil Alih Semua Pekerjaan? Tidak Mungkin

Lebih Terbuka dengan Ide Keuangan Kreatif

Generasi ini juga lebih terbuka dengan ide-ide keuangan yang out of the box. Mereka tidak hanya terpaku pada cara konvensional seperti menabung di bank atau deposito. Mereka berani mencoba hal baru seperti freelancing, gig economy, dropshipping, atau bahkan membuat konten online untuk menghasilkan uang tambahan. Jiwa entrepreneurship dan kreativitas ini menjadi modal penting dalam meningkatkan pendapatan mereka.

Tapi, Kok Tetap Sulit Kaya? Realitas Pahit yang Dihadapi Gen Z dan Milenial

Meski terlihat pintar finansial dan punya banyak keunggulan, kenyataannya banyak Gen Z dan Milenial yang masih merasa kesulitan untuk mencapai kekayaan. Ada beberapa faktor krusial yang menyebabkan fenomena ini:

Beban Ekonomi yang Semakin Berat

Generasi ini tumbuh di tengah kondisi ekonomi yang penuh tantangan. Krisis ekonomi global, inflasi yang terus meningkat, harga properti yang melambung tinggi, semua ini menjadi beban berat bagi mereka. Gaji yang diterima seringkali tidak sebanding dengan biaya hidup yang terus meningkat. Untuk sekadar memenuhi kebutuhan dasar saja sudah sulit, apalagi untuk menabung atau berinvestasi dalam jumlah besar.

Baca Juga  Misteri Harmoni dalam Tradisi, Perpaduan Budaya yang Mengagumkan

Utang yang Menumpuk

Utang menjadi momok menakutkan bagi banyak Gen Z dan Milenial. Utang konsumtif seperti kartu kredit, pinjaman online, atau cicilan barang mewah seringkali menjerat mereka dalam lingkaran setan utang. Selain itu, banyak juga yang terbebani dengan utang pendidikan yang besar. Biaya kuliah yang semakin mahal membuat mereka harus berutang untuk mendapatkan gelar sarjana, dan utang ini baru bisa dilunasi bertahun-tahun kemudian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *