Bisnis

Gagal Paham Deflasi? Hati-Hati, Ini Tanda Ekonomi Sedang Sakit!

×

Gagal Paham Deflasi? Hati-Hati, Ini Tanda Ekonomi Sedang Sakit!

Sebarkan artikel ini
Gagal Paham Deflasi? Hati-Hati, Ini Tanda Ekonomi Sedang Sakit!
Gagal Paham Deflasi? Hati-Hati, Ini Tanda Ekonomi Sedang Sakit! (www.freepik.com)

Bagaimana Cara Mengatasi Deflasi?

Mengatasi deflasi bukanlah pekerjaan yang mudah. Dibutuhkan kombinasi kebijakan moneter dan fiskal yang tepat, serta koordinasi yang baik antara pemerintah, bank sentral, dan pelaku ekonomi lainnya. Beberapa kebijakan yang umumnya dilakukan untuk mengatasi deflasi adalah:

  1. Kebijakan Moneter Ekspansif

    Bank sentral dapat menerapkan kebijakan moneter ekspansif, seperti menurunkan suku bunga acuan secara signifikan hingga mendekati nol persen. Tujuannya adalah untuk mendorong masyarakat dan perusahaan untuk lebih banyak meminjam dan berbelanja, sehingga dapat meningkatkan permintaan agregat dan mengakhiri deflasi.

    Selain menurunkan suku bunga, bank sentral juga bisa melakukan quantitative easing (QE), yaitu membeli obligasi pemerintah atau aset-aset keuangan lainnya dalam jumlah besar untuk menambah likuiditas di pasar keuangan dan menurunkan suku bunga jangka panjang.

  2. Kebijakan Fiskal Ekspansif

    Pemerintah juga dapat menerapkan kebijakan fiskal ekspansif, seperti meningkatkan belanja pemerintah atau memberikan stimulus fiskal kepada masyarakat. Peningkatan belanja pemerintah, misalnya untuk proyek-proyek infrastruktur, atau stimulus fiskal berupa bantuan langsung tunai atau pengurangan pajak, dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan mendorong konsumsi, sehingga permintaan agregat juga akan meningkat.

    Namun, kebijakan fiskal ekspansif juga perlu dilakukan secara hati-hati dan terukur, agar tidak menimbulkan masalah defisit anggaran yang berlebihan atau meningkatkan utang pemerintah secara berlebihan.

  3. Reformasi Struktural

    Selain kebijakan moneter dan fiskal, reformasi struktural juga penting untuk mengatasi deflasi jangka panjang. Reformasi struktural meliputi berbagai kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi ekonomi, serta mengatasi hambatan-hambatan struktural yang menghambat pertumbuhan ekonomi.

    Misalnya, pemerintah dapat melakukan reformasi di bidang pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, memperbaiki infrastruktur, mempermudah regulasi bisnis, atau meningkatkan persaingan di pasar. Reformasi struktural ini diharapkan dapat meningkatkan potensi pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan mengurangi risiko deflasi di masa depan.

Deflasi di Indonesia dan Tren Global

Meskipun inflasi menjadi momok yang lebih sering menghantui perekonomian global, deflasi juga pernah terjadi di beberapa negara, terutama pasca krisis ekonomi besar. Jepang adalah salah satu contoh negara yang pernah mengalami periode deflasi yang berkepanjangan (lost decade) pada tahun 1990-an. Saat ini, beberapa negara maju juga menghadapi risiko deflasi akibat dampak pandemi COVID-19 dan ketidakpastian ekonomi global.

Bagaimana dengan Indonesia? Dalam sejarah perekonomian Indonesia, deflasi relatif jarang terjadi. Indonesia lebih sering menghadapi masalah inflasi, terutama inflasi yang disebabkan oleh gangguan pasokan atau cost-push inflation. Namun, bukan berarti Indonesia sepenuhnya kebal terhadap risiko deflasi.

Dalam beberapa tahun terakhir, terutama di tengah pandemi COVID-19, Indonesia juga sempat mengalami periode inflasi rendah, bahkan deflasi pada beberapa bulan tertentu. Meskipun deflasi yang terjadi di Indonesia relatif singkat dan tidak separah yang dialami Jepang, kita tetap perlu waspada terhadap risiko deflasi di masa depan. Kondisi ekonomi global yang penuh ketidakpastian, serta potensi perlambatan ekonomi global, bisa meningkatkan risiko deflasi di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Deflasi, meskipun sekilas terlihat menguntungkan karena harga-harga yang lebih murah, sebenarnya adalah sinyal bahaya bagi perekonomian. Deflasi yang berkepanjangan bisa membawa dampak negatif yang serius, seperti penurunan konsumsi dan investasi, peningkatan beban utang riil, penurunan upah, potensi PHK, risiko spiral deflasi, dan distorsi alokasi sumber daya.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami apa itu deflasi, penyebab, dan dampaknya, serta cara-cara untuk mengatasinya. Pemerintah dan bank sentral perlu terus memantau kondisi ekonomi dan mengambil langkah-langkah kebijakan yang tepat untuk menjaga stabilitas harga dan mencegah terjadinya deflasi yang berkepanjangan. Sebagai masyarakat, kita juga perlu meningkatkan literasi ekonomi kita agar lebih aware dan bijak dalam menghadapi dinamika perekonomian.

Dengan pemahaman yang baik tentang deflasi, kita bisa lebih siap menghadapi tantangan ekonomi dan berkontribusi untuk menciptakan perekonomian yang lebih sehat dan sejahtera. Jangan sampai kita terlena dengan ilusi harga murah sesaat, dan mengabaikan bahaya laten deflasi yang mengintai di balik layar.

Baca Juga  Hidup dengan Gaji UMR, Strategi Cerdas Mengelola Keuangan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *