Bisnis

Retensi Karyawan: Mengapa Perusahaan Harus Peduli dengan Tingkat Turnover?

×

Retensi Karyawan: Mengapa Perusahaan Harus Peduli dengan Tingkat Turnover?

Sebarkan artikel ini
Retensi Karyawan: Mengapa Perusahaan Harus Peduli dengan Tingkat Turnover?
Retensi Karyawan: Mengapa Perusahaan Harus Peduli dengan Tingkat Turnover? (www.freepik.com)

2. Produktivitas dan Semangat Kerja Tim Menurun

High turnover tidak hanya berdampak pada finansial, tetapi juga pada aspek operasional dan psikologis tim kerja. Ketika tingkat turnover tinggi, tim kerja menjadi tidak stabil dan solid. Dampaknya bisa sangat terasa pada:

  • Disrupsi Tim dan Alur Kerja: Keluar masuk karyawan yang terlalu sering dapat mengganggu dinamika tim dan alur kerja yang sudah mapan. Tim harus terus-menerus beradaptasi dengan anggota baru, membangun kembali chemistry, dan menyesuaikan pembagian tugas. Hal ini tentu bisa menurunkan efisiensi dan produktivitas tim secara keseluruhan.
  • Morale dan Motivasi Karyawan Menurun: High turnover bisa menciptakan atmosfer kerja yang tidak kondusif dan menurunkan morale karyawan yang bertahan. Mereka mungkin merasa tidak aman, khawatir akan beban kerja yang bertambah, atau bahkan mempertanyakan stabilitas perusahaan. Ketika morale dan motivasi karyawan menurun, kinerja mereka pun ikut terpengaruh.
  • Pengetahuan dan Pengalaman Hilang: Setiap karyawan yang keluar membawa serta pengetahuan, pengalaman, dan skill yang telah mereka kembangkan selama bekerja di perusahaan. Jika turnover tinggi, perusahaan akan kehilangan aset berharga ini secara terus-menerus. Proses transfer pengetahuan ke karyawan baru tidak selalu berjalan mulus dan efektif, sehingga potensi kehilangan tacit knowledge sangat besar.
Baca Juga  Kandidat Pencari Kerja Hebat Tak Cuma Pinter Jawab, Tapi Juga Reaksi! Ini Buktinya

3. Budaya Perusahaan yang Tergerus

Budaya perusahaan yang kuat dan positif adalah salah satu aset intangible yang sangat berharga. Budaya perusahaan dibentuk oleh nilai-nilai, norma, kebiasaan, dan interaksi antar karyawan dari waktu ke waktu. High turnover dapat menggerus budaya perusahaan yang sudah dibangun dengan susah payah.

  • Kesulitan Membangun Budaya yang Solid: Budaya perusahaan membutuhkan waktu dan konsistensi untuk terbentuk dan mengakar kuat. Jika karyawan keluar masuk terlalu sering, sulit untuk menciptakan sense of belonging dan kebersamaan yang menjadi fondasi budaya perusahaan yang solid.
  • Nilai dan Norma Perusahaan Tidak Terinternalisasi: Karyawan baru membutuhkan waktu untuk memahami dan menginternalisasi nilai-nilai dan norma perusahaan. Jika turnover tinggi, banyak karyawan yang belum sempat sepenuhnya memahami dan menghayati budaya perusahaan, sehingga budaya perusahaan menjadiDangkal dan tidak otentik.
  • Hilangnya Role Model dan Mentor: Karyawan lama yang loyal dan berprestasi seringkali menjadi role model dan mentor bagi karyawan yang lebih junior. High turnover berarti perusahaan kehilangan potensi role model dan mentor yang bisa menjadi agent of culture dan membantu mentransmisikan nilai-nilai perusahaan kepada generasi karyawan berikutnya.
Baca Juga  Hidup Lebih Tenang! Begini Cara Bebas dari Kelelahan Digital

4. Reputasi Perusahaan Tercoreng

Di era media sosial dan employer review seperti sekarang, reputasi perusahaan sebagai tempat kerja menjadi semakin penting. Calon karyawan tidak hanya mencari tahu tentang gaji dan benefit, tetapi juga tentang bagaimana employee experience di perusahaan tersebut. High turnover dapat merusak reputasi perusahaan di mata calon karyawan.

  • Citra Negatif di Mata Calon Karyawan: Tingkat turnover yang tinggi seringkali diasosiasikan dengan masalah internal perusahaan, seperti manajemen yang buruk, lingkungan kerja yang tidak sehat, atau kompensasi yang tidak kompetitif. Calon karyawan mungkin akan berpikir dua kali untuk melamar ke perusahaan dengan reputasi high turnover, karena khawatir akan mengalami pengalaman kerja yang buruk atau tidak memiliki prospek karir yang baik.
  • Sulit Menarik Talenta Terbaik: Perusahaan dengan reputasi high turnover akan kesulitan menarik talenta-talenta terbaik di pasar kerja. Kandidat berkualitas tinggi cenderung memilih perusahaan yang memiliki reputasi baik, tingkat turnover rendah, dan menawarkan stabilitas karir jangka panjang. Akibatnya, perusahaan terjebak dalam lingkaran setan, di mana high turnover menyebabkan kesulitan merekrut talenta terbaik, yang pada akhirnya memperburuk kualitas SDM dan meningkatkan potensi turnover di masa depan.
  • Employer Branding yang Lemah: Employer branding adalah upaya perusahaan untuk membangun citra positif sebagai tempat kerja yang ideal di mata karyawan dan calon karyawan. High turnover dapat merusak upaya employer branding yang telah dilakukan perusahaan. Sulit untuk membangun employer branding yang kuat jika perusahaan dikenal sebagai tempat kerja yang tidak menyenangkan atau tidak memberikan kesempatan berkembang bagi karyawannya.
Baca Juga  12 Pekerjaan Ini Bakal Lenyap karena AI dan Otomatisasi

Strategi Jitu Meningkatkan Retensi Karyawan

Setelah memahami betapa besar dampak buruk high turnover, tentu Anda tidak ingin perusahaan Anda mengalaminya, bukan? Kabar baiknya, turnover karyawan bukanlah sesuatu yang tidak bisa dikendalikan. Ada banyak strategi efektif yang bisa perusahaan lakukan untuk meningkatkan retensi karyawan dan menciptakan lingkungan kerja yang membuat karyawan betah dan loyal. Berikut beberapa strategi jitu yang bisa Anda terapkan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *