Kesehatan Mental

Depresi Pria, Musuh dalam Diam yang Bisa Merusak Karier dan Hubungan!

×

Depresi Pria, Musuh dalam Diam yang Bisa Merusak Karier dan Hubungan!

Sebarkan artikel ini
Depresi Pria, Musuh dalam Diam yang Bisa Merusak Karier dan Hubungan!
Depresi Pria, Musuh dalam Diam yang Bisa Merusak Karier dan Hubungan! (www.freepik.com)

perisainews.com – Depresi pada pria adalah isu kesehatan mental yang seringkali tersembunyi di balik stigma dan ekspektasi sosial. Gangguan suasana hati ini tidak hanya memengaruhi kondisi emosional, tetapi juga merambat ke berbagai aspek kehidupan sehari-hari seorang pria, mulai dari performa di tempat kerja hingga kualitas hubungan dengan orang-orang terdekat. Memahami dampak depresi pada pria adalah langkah awal yang penting untuk meningkatkan kesadaran, mendorong dukungan, dan mencari solusi yang efektif.

Bagaimana Depresi Memengaruhi Karier Pria?

Dunia profesional seringkali menjadi arena persaingan dan tekanan tinggi, dan bagi pria yang berjuang melawan depresi, tantangan ini bisa terasa semakin berat. Depresi dapat menggerogoti motivasi dan energi, dua elemen penting untuk sukses dalam karier. Seorang pria yang mengalami depresi mungkin akan mendapati dirinya sulit fokus pada pekerjaan, mudah lelah meski tidak melakukan aktivitas berat, dan kehilangan minat pada tugas-tugas yang sebelumnya dinikmati.

Kondisi ini dapat bermanifestasi dalam berbagai bentuk di tempat kerja, seperti:

  • Penurunan Produktivitas: Tugas-tugas yang dulunya diselesaikan dengan cepat dan efisien menjadi terasa berat dan memakan waktu lebih lama. Kualitas pekerjaan pun bisa menurun akibat kesulitan berkonsentrasi dan mengambil keputusan.
  • Absenteisme: Depresi dapat menyebabkan seseorang merasa tidak berdaya untuk bangun dari tempat tidur dan pergi bekerja. Ketidakhadiran yang berulang kali tentu saja dapat mengganggu kinerja tim dan menimbulkan masalah dengan atasan.
  • Kesulitan Berinteraksi dengan Rekan Kerja: Depresi dapat membuat seseorang menarik diri dari lingkungan sosial, termasuk rekan kerja. Komunikasi yang buruk dan kurangnya kolaborasi dapat menghambat efektivitas kerja tim dan menciptakan suasana kerja yang tidak kondusif.
  • Peningkatan Risiko Kesalahan: Kurangnya fokus dan konsentrasi akibat depresi dapat meningkatkan risiko kesalahan dalam pekerjaan, terutama pekerjaan yang membutuhkan ketelitian tinggi.
  • Kehilangan Pekerjaan: Dalam kasus yang parah, akumulasi dari masalah-masalah di atas dapat berujung pada kehilangan pekerjaan, yang tentu saja akan menambah tekanan finansial dan emosional bagi pria yang bersangkutan.
Baca Juga  Investasi Waktu Berkualitas untuk Kesehatan Mental, Anti-Burnout

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, masalah kesehatan mental, termasuk depresi, menjadi salah satu faktor yang berkontribusi pada tingkat pengangguran, terutama di kalangan usia produktif. Meskipun data spesifik mengenai pria tidak dirinci, temuan ini menggarisbawahi dampak signifikan masalah mental terhadap stabilitas karier seseorang.

Dampak Depresi pada Hubungan Pribadi: Menjauhkan yang Terdekat

Depresi tidak hanya merusak karier, tetapi juga mengikis fondasi hubungan pribadi seorang pria. Gejala depresi seperti kehilangan minat, kelelahan, dan perubahan suasana hati dapat menciptakan jarak emosional antara pria tersebut dengan pasangan, keluarga, dan teman-temannya.

Berikut adalah beberapa cara depresi dapat merusak hubungan pribadi pria:

  • Menarik Diri dari Interaksi Sosial: Seorang pria yang depresi mungkin cenderung mengisolasi diri, menolak ajakan untuk bertemu teman atau berpartisipasi dalam kegiatan keluarga. Hal ini dapat membuat orang-orang terdekat merasa diabaikan dan tidak dipedulikan.
  • Iritabilitas dan Ledakan Emosi: Depresi tidak selalu bermanifestasi sebagai kesedihan. Pada beberapa pria, depresi justru dapat memicu iritabilitas, kemarahan, dan ledakan emosi yang tidak terkontrol. Perubahan perilaku ini dapat membingungkan dan menakutkan orang-orang di sekitar mereka, terutama pasangan dan anak-anak.
  • Kesulitan Menunjukkan Empati: Depresi dapat mengaburkan kemampuan seseorang untuk merasakan dan merespons emosi orang lain. Hal ini dapat membuat pria yang depresi terlihat tidak peduli atau tidak peka terhadap kebutuhan emosional pasangannya, yang dapat memicu konflik dan kesalahpahaman dalam hubungan.
  • Penurunan Gairah Seksual: Depresi dan beberapa jenis obat antidepresan dapat menurunkan libido dan menyebabkan disfungsi seksual. Masalah ini dapat menimbulkan rasa malu dan frustrasi pada pria, serta ketegangan dalam hubungan romantis.
  • Beban bagi Pasangan dan Keluarga: Ketika seorang pria berjuang melawan depresi tanpa mencari bantuan, beban emosional dan praktis seringkali jatuh pada pasangan atau anggota keluarga lainnya. Mereka mungkin harus mengambil alih tanggung jawab yang seharusnya dibagi, menghadapi perubahan suasana hati yang tidak terduga, dan merasa tidak berdaya untuk membantu.
Baca Juga  10 Gerakan Tubuh yang Tanpa Sadar Membocorkan Kepribadianmu!

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Family Psychology (2022) menemukan bahwa depresi pada salah satu pasangan secara signifikan meningkatkan risiko konflik perkawinan dan ketidakpuasan hubungan pada kedua belah pihak. Studi ini menekankan pentingnya dukungan dan pemahaman dari pasangan serta keluarga dalam proses pemulihan depresi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *