4. Keluhan Fisik yang Tidak Jelas Penyebabnya
data-sourcepos=”39:1-39:579″>Depresi tidak hanya memengaruhi mental, tapi juga fisik. Pria yang depresi seringkali mengeluhkan berbagai masalah fisik yang tidak jelas penyebabnya, seperti sakit kepala, sakit perut, nyeri otot, gangguan pencernaan, atau kelelahan kronis. Mereka mungkin bolak-balik ke dokter untuk mencari tahu penyebab keluhan fisik ini, namun seringkali tidak ditemukan masalah medis yang mendasarinya. Keluhan fisik ini adalah manifestasi dari tekanan psikologis yang dialami akibat depresi. Tubuh dan pikiran saling terhubung, sehingga masalah mental bisa memengaruhi fungsi fisik tubuh.
5. Menarik Diri dari Lingkungan Sosial, Tapi dengan Cara yang Berbeda
Pria yang depresi mungkin memang menarik diri dari lingkungan sosial, namun tidak selalu dengan cara mengurung diri di rumah atau menghindari interaksi sama sekali. Mereka mungkin tetap pergi bekerja, bertemu teman, atau melakukan aktivitas sosial, namun secara emosional mereka tidak hadir sepenuhnya. Mereka mungkin terlihat lebih pendiam, tidak bersemangat, atau kehilangan minat untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan bersama. Penarikan diri ini lebih bersifat emosional dan mental, bukan fisik. Mereka tetap menjalankan rutinitas, namun hatinya tidak ada di sana.
Mengapa Gejala Depresi pada Pria Berbeda?
Ada beberapa faktor yang menyebabkan gejala depresi pada pria seringkali berbeda dengan wanita:
- Stigma Sosial dan Ekspektasi Maskulinitas: Sejak kecil, pria seringkali diajarkan untuk menjadi kuat, tegar, dan tidak menunjukkan emosi yang dianggap “lemah” seperti kesedihan atau ketakutan. Akibatnya, pria cenderung menekan atau menyembunyikan perasaan depresinya dan mengekspresikannya dalam bentuk lain yang dianggap lebih “maskulin” seperti kemarahan atau perilaku berisiko.
- Perbedaan Biologis dan Hormonal: Perbedaan hormonal antara pria dan wanita juga diduga berperan dalam perbedaan manifestasi depresi. Hormon testosteron pada pria, misalnya, dikaitkan dengan perilaku agresif dan impulsif, yang mungkin menjadi salah satu alasan mengapa pria lebih cenderung menunjukkan kemarahan saat depresi.
- Cara Mengatasi Masalah yang Berbeda: Pria dan wanita cenderung memiliki cara yang berbeda dalam mengatasi masalah. Pria lebih sering menggunakan strategi problem-focused coping, yaitu fokus mencari solusi praktis untuk masalah yang dihadapi. Sementara wanita lebih sering menggunakan emotion-focused coping, yaitu fokus mengelola emosi dan mencari dukungan sosial. Hal ini juga bisa memengaruhi bagaimana depresi termanifestasi pada masing-masing gender.
Jangan Abaikan, Depresi pada Pria Itu Nyata dan Serius
Depresi pada pria bukanlah sekadar masalah suasana hati yang buruk atau kelemahan karakter. Ini adalah kondisi medis yang serius dan membutuhkan penanganan yang tepat. Data statistik menunjukkan bahwa tingkat bunuh diri pada pria jauh lebih tinggi dibandingkan wanita, dan depresi seringkali menjadi faktor pemicunya.
Fakta penting yang perlu Anda ketahui:
- Menurut data dari WHO, secara global, lebih dari 700.000 orang meninggal dunia akibat bunuh diri setiap tahunnya, dan mayoritas adalah pria.
- Di Indonesia, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi gangguan mental emosional pada penduduk usia 15 tahun ke atas adalah sekitar 6,1%, dan diperkirakan angka ini lebih tinggi pada pria dewasa.
- Depresi yang tidak diobati dapat berdampak buruk pada berbagai aspek kehidupan pria, mulai dari hubungan interpersonal, performa kerja, hingga kesehatan fisik secara keseluruhan.
Apa yang Bisa Dilakukan?
Jika Anda mengenali beberapa gejala depresi pada diri sendiri atau orang terdekat Anda yang berjenis kelamin pria, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Depresi dapat diobati dengan efektif melalui terapi psikologis, pengobatan medis, atau kombinasi keduanya.
Berikut adalah beberapa langkah yang bisa Anda lakukan: