Kesehatan Mental

Pria Depresi Jarang Menangis, Tapi Lakukan Hal Ini! Waspadai Tanda-Tandanya

×

Pria Depresi Jarang Menangis, Tapi Lakukan Hal Ini! Waspadai Tanda-Tandanya

Sebarkan artikel ini
Pria Depresi Jarang Menangis, Tapi Lakukan Hal Ini! Waspadai Tanda-Tandanya
Pria Depresi Jarang Menangis, Tapi Lakukan Hal Ini! Waspadai Tanda-Tandanya (www.freepik.com)

perisainews.com – Depresi seringkali diasosiasikan dengan kesedihan mendalam, air mata, dan kehilangan minat pada hal-hal yang sebelumnya disukai. Namun, tahukah Anda bahwa depresi pada pria bisa muncul dengan wajah yang berbeda? Gejala depresi pada pria terkadang tidak terduga dan jauh dari gambaran klasik yang kita kenal.

Mungkin Anda pernah mendengar bahwa pria “tidak boleh” terlihat sedih atau lemah. Stigma sosial ini, ditambah dengan tekanan untuk selalu kuat dan rasional, seringkali membuat pria menyembunyikan atau bahkan tidak menyadari bahwa mereka sedang berjuang melawan depresi. Akibatnya, depresi pada pria seringkali tidak terdiagnosis dan tidak tertangani dengan baik, padahal dampaknya bisa sama seriusnya dengan depresi pada wanita, bahkan mungkin lebih fatal dalam beberapa kasus.

Artikel ini hadir untuk membuka mata Anda tentang gejala depresi pada pria yang tidak selalu berupa kesedihan. Mari kita telaah bersama agar kita bisa lebih peka dan memberikan dukungan yang tepat bagi para pria di sekitar kita, atau bahkan bagi diri kita sendiri.

Baca Juga  5 Tanda Orang Tua Menganggap Pola Asuhnya Benar, Padahal Justru Merugikan Anak

Lebih dari Sekadar Sedih: Memahami Wajah Depresi pada Pria

Ketika kita membayangkan depresi, bayangan yang muncul mungkin adalah seseorang yang murung, menangis, dan mengurung diri. Gambaran ini memang seringkali benar, terutama pada wanita. Namun, pada pria, depresi bisa bermanifestasi secara berbeda. Beberapa gejala “tersembunyi” ini justru seringkali dianggap sebagai bagian dari kepribadian atau masalah lain, bukan sebagai tanda depresi.

Berikut adalah beberapa gejala depresi pada pria yang perlu Anda waspadai:

1. Mudah Marah dan Cepat Tersinggung

Alih-alih menunjukkan kesedihan, pria yang depresi justru lebih sering menunjukkan kemarahan. Kemarahan ini bisa muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari mudah tersinggung, cepat marah atas hal-hal kecil, hingga ledakan amarah yang tidak terkontrol. Perasaan frustrasi dan putus asa yang dialami pria saat depresi seringkali diungkapkan melalui kemarahan karena dianggap lebih “maskulin” dibandingkan menunjukkan kesedihan. Mereka mungkin menjadi lebih reaktif, mudah terpancing emosi, dan sering berdebat atau bertengkar dengan orang di sekitar mereka. Kemarahan ini bukan hanya ditujukan pada orang lain, tapi juga pada diri sendiri, karena mereka merasa tidak berdaya dan tidak mampu mengatasi masalah yang dihadapi.

Baca Juga  Hati-Hati! Inilah 3 Tahap Perubahan Pria Toxic yang Sering Terjadi

2. Perilaku Impulsif dan Berisiko

Mencari sensasi, melakukan hal-hal berisiko, atau bertindak impulsif bisa menjadi cara pria melarikan diri dari perasaan depresinya. Mereka mungkin terlibat dalam aktivitas berbahaya seperti mengemudi ugal-ugalan, berjudi, menggunakan narkoba, atau melakukan hubungan seks berisiko. Perilaku ini seringkali didorong oleh keinginan untuk merasakan sesuatu yang kuat, untuk mengalihkan perhatian dari perasaan hampa dan tidak berdaya yang mereka rasakan. Selain itu, perilaku impulsif juga bisa menjadi bentuk pemberontakan terhadap perasaan terkekang dan tidak berdaya yang mereka alami akibat depresi.

3. Penyalahgunaan Zat Adiktif

Alkohol dan obat-obatan terlarang seringkali menjadi pelarian bagi pria yang depresi. Mereka mungkin menggunakan zat-zat ini untuk “mematikan” perasaan negatif, mengurangi kecemasan, atau sekadar merasa lebih baik untuk sementara waktu. Penyalahgunaan zat adiktif ini bisa menjadi lingkaran setan. Awalnya digunakan sebagai cara mengatasi depresi, namun dalam jangka panjang justru memperburuk kondisi mental dan fisik. Selain alkohol dan narkoba, beberapa pria juga mungkin melampiaskan depresi mereka pada perilaku adiktif lain, seperti kecanduan game atau pornografi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *