Parenting

Hindari 5 Kesalahan Ini Saat Bayi Menangis, No.3 Paling Berbahaya!

×

Hindari 5 Kesalahan Ini Saat Bayi Menangis, No.3 Paling Berbahaya!

Sebarkan artikel ini
Hindari 5 Kesalahan Ini Saat Bayi Menangis, No.3 Paling Berbahaya!
Hindari 5 Kesalahan Ini Saat Bayi Menangis, No.3 Paling Berbahaya! (www.freepik.com)

perisainews.com – Menjadi orang tua adalah petualangan yang luar biasa, penuh cinta, tawa, dan… tantangan. Salah satu tantangan terbesar, terutama bagi orang tua baru, adalah saat bayi menangis. Tangisan bayi bisa membuat hati orang tua mencelos, memicu berbagai perasaan mulai dari khawatir hingga frustrasi. Insting pertama kita tentu saja ingin segera menenangkan si kecil. Namun, tahukah Anda, dalam upaya menenangkan bayi, tanpa sadar orang tua kerap melakukan kesalahan? Beberapa di antaranya mungkin terlihat sepele, tapi justru bisa membuat bayi semakin rewel atau bahkan berdampak kurang baik pada tumbuh kembangnya.

Mari kita bedah bersama kesalahan-kesalahan umum yang sering dilakukan orang tua saat berusaha menenangkan bayi, dan yang paling sering terjadi, ada di nomor 3!

5 Kesalahan Umum Saat Menenangkan Bayi yang Perlu Dihindari

Sebelum membahas kesalahan nomor 3 yang paling sering dilakukan, kita intip dulu yuk beberapa kesalahan umum lainnya yang juga perlu diwaspadai:

1. Mengabaikan Isyarat Awal Bayi

Bayi berkomunikasi dengan cara mereka sendiri, salah satunya melalui bahasa tubuh. Sebelum tangisan meledak, bayi biasanya memberikan isyarat awal seperti mengerutkan dahi, memalingkan muka, atau gerakan gelisah. Sayangnya, isyarat-isyarat halus ini seringkali terlewatkan oleh orang tua yang mungkin sedang sibuk atau kurang peka.

Baca Juga  Mitos atau Fakta? ASMR Bisa Meredakan Stres dan Meningkatkan Fokus!

Mengapa ini salah? Mengabaikan isyarat awal sama dengan membiarkan bayi merasa tidak dipahami. Saat isyarat awal diabaikan, bayi merasa frustrasi karena usahanya berkomunikasi tidak direspon. Akibatnya, tangisan pun menjadi satu-satunya cara untuk menarik perhatian dan menyampaikan kebutuhannya.

Solusinya? Lebih peka dan responsif terhadap isyarat bayi. Perhatikan perubahan ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan suara-suara kecil yang dikeluarkan bayi. Jika bayi terlihat gelisah, segera dekati dan cari tahu apa yang mungkin membuatnya tidak nyaman.

2. Menawarkan Susu atau Makanan Setiap Kali Bayi Menangis

Banyak orang tua yang langsung menawarkan susu atau makanan setiap kali bayi menangis, mengira bahwa tangisan selalu berarti lapar. Padahal, lapar hanyalah salah satu dari sekian banyak alasan bayi menangis. Bayi bisa menangis karena berbagai hal, mulai dari popok yang basah, merasa kepanasan atau kedinginan, kelelahan, hingga hanya ingin dipeluk dan merasa aman.

Baca Juga  Tanpa Disadari, Pola Pikir Ini Bisa Memicu Amarah Berlebihan!

Mengapa ini salah? Memberikan susu atau makanan setiap kali bayi menangis bisa membuat bayi bingung dan tidak belajar mengenali rasa lapar dan kenyang dengan benar. Selain itu, pemberian makan yang berlebihan juga bisa meningkatkan risiko bayi mengalami masalah pencernaan atau obesitas di kemudian hari.

Solusinya? Sebelum menawarkan susu atau makanan, coba periksa dulu kemungkinan penyebab tangisan lainnya. Apakah popoknya basah? Apakah suhu ruangan terlalu panas atau dingin? Apakah bayi terlihat lelah dan mengantuk? Jika semua kebutuhan fisik sudah terpenuhi, coba gendong dan peluk bayi, atau alihkan perhatiannya dengan mainan.

3. Terlalu Mengandalkan Gadget atau Layar untuk Menenangkan Bayi (Paling Sering Dilakukan!)

Nah, ini dia kesalahan nomor 3 yang paling sering dilakukan orang tua zaman sekarang! Di era digital ini, godaan untuk memberikan gadget atau layar (TV, ponsel, tablet) kepada bayi memang sangat besar. Video-video lucu, lagu anak-anak, atau warna-warni cerah di layar memang ampuh membuat bayi terdiam sejenak. Tapi, tahukah Anda efek jangka panjangnya?

Baca Juga  Pria dan Depresi, Mengapa Mereka Memilih Diam?

Mengapa ini salah? Memberikan layar pada bayi usia dini (terutama di bawah 2 tahun) sangat tidak dianjurkan. Terlalu banyak terpapar layar bisa menghambat perkembangan kognitif, bahasa, dan sosial-emosional bayi. Bayi usia dini justru membutuhkan interaksi langsung dengan manusia, bukan dengan layar datar. Selain itu, penggunaan layar sebagai “cara cepat” menenangkan bayi juga tidak mengajarkan bayi cara mengatasi emosinya dengan sehat. Bayi hanya belajar bahwa layar adalah “obat penenang” instan, bukan belajar mengenali dan mengelola perasaannya.

Statistik Mencengangkan: Menurut penelitian terbaru dari American Academy of Pediatrics, anak-anak usia 2-5 tahun yang terlalu banyak terpapar layar memiliki risiko lebih tinggi mengalami keterlambatan bicara dan gangguan perilaku di kemudian hari. Data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga menunjukkan peningkatan kasus gangguan perkembangan pada anak usia dini yang berkaitan dengan penggunaan gadget berlebihan.

Solusinya? Jauhkan layar dari bayi, terutama saat bayi sedang rewel. Cari cara lain yang lebih sehat dan bermanfaat untuk menenangkan bayi, seperti:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *