- Mudah cemas dan takut: Anak mungkin menjadi terlalu khawatir, mudah panik, atau memiliki fobia yang tidak jelas penyebabnya.
- Perfeksionis dan takut salah: Anak memiliki dorongan kuat untuk selalu sempurna, sangat takut melakukan kesalahan, dan mudah merasa frustrasi jika tidak berhasil.
- Sulit percaya diri: Anak merasa tidak yakin dengan kemampuan diri sendiri, selalu meragukan keputusan yang diambil, dan menghindari tantangan baru.
- Agresif atau menarik diri: Anak mungkin menunjukkan perilaku agresif sebagai bentuk pelampiasan emosi, atau justru menarik diri dari lingkungan sosial dan menjadi penyendiri.
- Masalah tidur dan makan: Anak mengalami kesulitan tidur, mimpi buruk, atau masalah makan seperti kehilangan nafsu makan atau makan berlebihan.
Sementara itu, pada orang dewasa, luka batin akibat pola asuh keras bisa termanifestasi dalam bentuk:
- Kesulitan membangun hubungan sehat: Dewasa dengan luka batin seringkali kesulitan untuk mempercayai orang lain, takut ditolak, atau justru terjebak dalam hubungan yang tidak sehat (toxic relationship).
- Rendahnya harga diri: Perasaan tidak berharga, tidak dicintai, atau tidak cukup baik terus menghantui, meskipun secara rasional mereka menyadari bahwa hal tersebut tidak benar.
- Kecenderungan untuk menyenangkan orang lain (people pleaser): Untuk mendapatkan validasi dan penerimaan dari orang lain, mereka rela mengorbankan kebutuhan diri sendiri dan selalu berusaha menyenangkan semua orang.
- Masalah kesehatan mental: Luka batin yang tidak teratasi dapat meningkatkan risiko terjadinya masalah kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, gangguan kepribadian, atau bahkan PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder).
- Pola asuh yang keras pada anak sendiri: Ironisnya, orang dewasa yang tumbuh dengan pola asuh keras berisiko tinggi untuk mengulang pola yang sama pada anak mereka sendiri, tanpa menyadari bahwa mereka sedang mewariskan luka batin.
Dampak Jangka Panjang: Luka Batin yang Mempengaruhi Kualitas Hidup
Luka batin akibat pola asuh keras bukanlah masalah sepele yang bisa hilang dengan sendirinya. Jika tidak diatasi, luka ini bisa memberikan dampak jangka panjang yang signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan seseorang.
Beberapa dampak jangka panjang pola asuh keras yang perlu diwaspadai:
- Masalah dalam hubungan interpersonal: Kesulitan membangun kepercayaan dan keintiman dalam hubungan dapat menghambat kemampuan untuk menjalin hubungan yang sehat dan langgeng, baik dalam percintaan, persahabatan, maupun hubungan keluarga.
- Gangguan kesehatan mental: Risiko mengalami gangguan mental seperti depresi, kecemasan, gangguan makan, atau penyalahgunaan zat meningkat secara signifikan.
- Kesulitan mencapai potensi diri: Rendahnya harga diri dan kurangnya kepercayaan diri dapat menghambat kemampuan untuk mengembangkan potensi diri secara maksimal, baik dalam karir maupun bidang kehidupan lainnya.
- Kualitas hidup yang menurun: Secara keseluruhan, luka batin dapat menurunkan kualitas hidup seseorang, membuat mereka merasa tidak bahagia, tidak puas, dan kesulitan untuk menikmati hidup sepenuhnya.
Memutus Rantai Luka: Bagaimana Cara Mengatasi Dampak Pola Asuh Keras?
Kabar baiknya, luka batin akibat pola asuh keras bukanlah vonis mati. Dengan kesadaran dan upaya yang tepat, luka ini bisa disembuhkan dan dampaknya bisa diminimalisir. Proses penyembuhan luka batin membutuhkan waktu dan kesabaran, namun hasilnya akan sangat berharga untuk meningkatkan kualitas hidup dan kebahagiaan.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi dampak pola asuh keras:
