KarirPengembangan Diri

3 Perilaku Bodoh yang Dianggap Wajar, Padahal Bikin Karier Hancur

×

3 Perilaku Bodoh yang Dianggap Wajar, Padahal Bikin Karier Hancur

Sebarkan artikel ini
3 Perilaku Bodoh yang Dianggap Wajar, Padahal Bikin Karier Hancur
3 Perilaku Bodoh yang Dianggap Wajar, Padahal Bikin Karier Hancur (www.freepik.com)

perisainews.com – Dalam perjalanan karier, kita seringkali mendengar nasihat dan panduan untuk meraih kesuksesan. Namun, terkadang, ada jebakan tersembunyi dalam bentuk perilaku yang dianggap wajar, padahal diam-diam dapat menghancurkan karier Anda. Tanpa disadari, kita mungkin terjebak dalam kebiasaan-kebiasaan yang tampak sepele, namun justru menjadi batu sandungan besar. Artikel ini akan mengupas tuntas tiga perilaku ‘bodoh’ yang seringkali dianggap lumrah, tetapi berpotensi meruntuhkan fondasi karier impian Anda. Mari kita bedah satu per satu, agar Anda tidak ikut terperangkap!

Meremehkan Kekuatan Bertanya dan Belajar

Pernahkah Anda merasa malu atau sungkan untuk bertanya saat tidak memahami suatu hal di tempat kerja? Atau mungkin Anda merasa sudah cukup pintar dan enggan untuk terus belajar? Jika iya, Anda tidak sendirian. Banyak orang, terutama di awal karier, terjebak dalam pola pikir ini. Mereka menganggap bertanya menunjukkan ketidaktahuan, dan belajar terus-menerus adalah tanda kelemahan. Padahal, anggapan ini adalah bom waktu bagi karier Anda.

Dalam dunia kerja yang dinamis dan terus berkembang, kemampuan untuk bertanya dan belajar adalah aset berharga. Mengapa demikian?

  • Mencegah Kesalahan Fatal: Bayangkan jika Anda mengerjakan suatu tugas penting tanpa benar-benar memahami instruksinya. Karena malu bertanya, Anda akhirnya melakukan kesalahan yang berakibat fatal bagi proyek atau bahkan reputasi Anda. Sebuah studi dari Harvard Business Review menunjukkan bahwa karyawan yang aktif bertanya cenderung lebih inovatif dan minim kesalahan.
  • Mempercepat Proses Pembelajaran: Bertanya adalah cara tercepat untuk mendapatkan informasi dan pemahaman yang Anda butuhkan. Dibandingkan dengan menebak-nebak atau mencari sendiri informasi yang belum tentu relevan, bertanya langsung kepada ahlinya akan menghemat waktu dan energi Anda secara signifikan.
  • Membangun Relasi dan Jaringan: Jangan salah, bertanya bukanlah tanda ketidakmampuan, justru sebaliknya. Bertanya menunjukkan bahwa Anda proaktif, ingin berkembang, dan menghargai pengetahuan orang lain. Ini secara tidak langsung membangun relasi positif dengan rekan kerja dan atasan. Menurut penelitian dari LinkedIn, jaringan profesional yang kuat adalah salah satu faktor kunci kesuksesan karier.
Baca Juga  Mengoptimalkan Otak: Seni Menyeimbangkan Belajar, Flow, dan Kebahagiaan

Jadi, mulai sekarang, hilangkan rasa malu atau sungkan untuk bertanya. Jadilah pembelajar aktif yang haus akan ilmu dan informasi. Ingatlah, tidak ada pertanyaan bodoh, yang ada hanyalah orang bodoh yang enggan bertanya.

Menunda-nunda, Musuh Produktivitas

Siapa di sini yang sering menunda-nunda pekerjaan? Mengaku saja! Kebiasaan menunda-nunda atau prokrastinasi adalah musuh utama produktivitas yang seringkali dianggap wajar, terutama di kalangan anak muda. Mungkin Anda berpikir, “Ah, masih ada deadline minggu depan, santai dulu lah.” Atau, “Kerjaan ini membosankan, nanti saja kalau mood sudah bagus.” Tanpa disadari, kebiasaan ini dapat menggerogoti karier Anda dari dalam.

Mengapa menunda-nunda pekerjaan begitu berbahaya?

  • Menurunkan Kualitas Kerja: Ketika Anda menunda-nunda, waktu yang tersisa untuk mengerjakan tugas menjadi semakin sempit. Akibatnya, Anda terpaksa bekerja dengan terburu-buru dan kualitas pekerjaan pun menurun drastis. Data dari American Psychological Association mengungkapkan bahwa prokrastinasi kronis berhubungan erat dengan penurunan kinerja dan kualitas hidup secara keseluruhan.
  • Meningkatkan Stres dan Kecemasan: Percayalah, menunda-nunda pekerjaan tidak akan membuat Anda lebih santai. Justru sebaliknya, semakin mendekati deadline, tingkat stres dan kecemasan Anda akan melonjak drastis. Anda akan dihantui perasaan bersalah, khawatir tidak dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, dan takut akan konsekuensi yang mungkin terjadi.
  • Merusak Reputasi Profesional: Jika Anda sering menunda-nunda pekerjaan, rekan kerja dan atasan akan menganggap Anda tidak dapat diandalkan dan tidak profesional. Reputasi yang buruk akan mempersulit Anda untuk mendapatkan kepercayaan, promosi, atau bahkan mempertahankan pekerjaan Anda. Sebuah survei dari Forbes menunjukkan bahwa kepercayaan adalah aset terpenting dalam dunia kerja.
Baca Juga  Berapa Gaji Ideal di Usia Kamu? Temukan Jawabannya di Sini!

Oleh karena itu, lawanlah kebiasaan menunda-nunda pekerjaan mulai dari sekarang. Buatlah jadwal kerja yang terstruktur, prioritaskan tugas-tugas penting, dan berikan reward pada diri sendiri setiap kali berhasil menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Ingatlah, disiplin adalah kunci untuk meraih produktivitas dan kesuksesan karier.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *