Gaya HidupKesehatan

Hati-hati! Ini 7 ‘Dosa’ yang Bikin IQ Anda Terus Menurun, Terutama Nomor 4

×

Hati-hati! Ini 7 ‘Dosa’ yang Bikin IQ Anda Terus Menurun, Terutama Nomor 4

Sebarkan artikel ini
Hati-hati! Ini 7 'Dosa' yang Bikin IQ Anda Terus Menurun, Terutama Nomor 4
Hati-hati! Ini 7 'Dosa' yang Bikin IQ Anda Terus Menurun, Terutama Nomor 4 (www.freepik.com)

4. Stres Kronis dan Kurang Manajemen Emosi: Pembunuh Senyap Kemampuan Kognitif (Dosa yang Paling Sering Dilakukan)

Inilah ‘dosa’ nomor 4 yang paling sering kita lakukan tanpa sadar: stres kronis dan kurang manajemen emosi. Tekanan pekerjaan, masalah keuangan, hubungan yang buruk, dan berbagai tantangan hidup lainnya dapat memicu stres kronis yang berkepanjangan. Stres kronis ini ternyata memiliki dampak yang sangat buruk bagi kesehatan otak dan IQ Anda.

Saat Anda stres, tubuh akan melepaskan hormon kortisol. Dalam jangka pendek, kortisol dapat membantu Anda mengatasi situasi sulit. Namun, jika kadar kortisol terus-menerus tinggi akibat stres kronis, hormon ini justru dapat merusak sel-sel otak, terutama di area hippocampus yang berperan penting dalam memori dan belajar. Stres kronis juga dapat mengganggu neurogenesis, yaitu proses pembentukan sel-sel otak baru. Akibatnya, kemampuan kognitif Anda, termasuk IQ, dapat menurun secara signifikan.

Solusinya? Belajar mengelola stres dengan efektif. Identifikasi sumber stres Anda dan cari cara untuk mengatasinya. Latih teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau pernapasan dalam. Cari dukungan sosial dari keluarga, teman, atau profesional jika diperlukan. Jangan remehkan pentingnya menjaga kesehatan mental untuk kesehatan otak dan IQ Anda.

5. Kurang Aktivitas Fisik dan Gaya Hidup Sedentari: Otak Juga Butuh Gerak untuk Sehat dan Cerdas

Aktivitas fisik bukan hanya penting untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan, tetapi juga untuk kesehatan otak dan IQ Anda. Gaya hidup sedentari atau kurang gerak adalah ‘dosa’ kelima yang bisa menurunkan kemampuan kognitif.

Saat Anda berolahraga, aliran darah ke otak akan meningkat, sehingga suplai oksigen dan nutrisi ke otak juga meningkat. Aktivitas fisik juga dapat merangsang produksi brain-derived neurotrophic factor (BDNF), yaitu protein yang berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak baru, serta melindungi sel-sel otak dari kerusakan. Penelitian menunjukkan bahwa olahraga teratur dapat meningkatkan fungsi kognitif, memori, dan kemampuan belajar, serta mencegah penurunan kognitif terkait usia.

Baca Juga  Terjebak di Kelas Menengah? Ini 5 Kebiasaan yang Harus Dihindari

Solusinya? Jadwalkan aktivitas fisik secara teratur dalam rutinitas harian Anda. Lakukan olahraga aerobik seperti jalan kaki cepat, jogging, bersepeda, atau berenang setidaknya 30 menit setiap hari. Jika Anda memiliki pekerjaan yang menuntut duduk dalam waktu lama, usahakan untuk bergerak dan meregangkan tubuh setiap jam.

6. Kurang Stimulasi Mental dan Pembelajaran Sepanjang Hayat: Otak Perlu Terus Dilatih Agar Tidak Tumpul

Otak adalah organ yang sangat adaptif dan terus berkembang sepanjang hidup. Namun, jika otak tidak distimulasi secara mental dan tidak terus dilatih, kemampuan kognitif Anda dapat menurun seiring waktu. Kurang stimulasi mental dan pembelajaran sepanjang hayat adalah ‘dosa’ keenam yang bisa membuat IQ Anda ‘tumpul’.

Baca Juga  Jangan Salah Pilih! Ini Sumber Protein Paling Optimal untuk Tumbuh Kembang Anak

Stimulasi mental dapat berupa aktivitas membaca buku, bermain puzzle, belajar bahasa baru, atau terlibat dalam diskusi intelektual. Aktivitas-aktivitas ini dapat merangsang koneksi antar sel-sel otak, meningkatkan neuroplastisitas (kemampuan otak untuk berubah dan beradaptasi), dan mencegah penurunan kognitif. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang aktif secara mental dan terus belajar hal baru sepanjang hidup memiliki risiko lebih rendah mengalami demensia dan penurunan kognitif terkait usia.

Solusinya? Tantang otak Anda secara teratur dengan aktivitas-aktivitas yang menstimulasi mental. Jadwalkan waktu untuk membaca buku, bermain puzzle, belajar hal baru, atau terlibat dalam percakapan yang bermakna. Jangan pernah berhenti belajar dan mengembangkan diri, berapapun usia Anda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *