3. Komunikasikan dengan Asertif, Bukan Agresif
Jika ada hal dari pasangan yang benar-benar mengganggumu, jangan dipendam atau dilampiaskan dengan cara yang agresif. Sampaikan perasaanmu dengan jujur dan terbuka, tapi tetap dengan cara yang sopan dan menghargai. Gunakan kalimat “Aku merasa…” daripada “Kamu selalu…”. Misalnya, “Aku merasa terganggu kalau kamu bicara terlalu keras di telepon saat aku sedang kerja,” daripada “Kamu tuh selalu berisik banget sih kalau telepon!”.
Komunikasi asertif akan membuka ruang dialog yang konstruktif. Pasanganmu akan lebih mungkin mendengarkan dan memahami perasaanmu tanpa merasa diserang atau disalahkan. Sebaliknya, komunikasi agresif hanya akan memicu pertengkaran dan memperburuk suasana. Sebuah studi dari Gottman Institute, lembaga riset terkemuka tentang hubungan, menunjukkan bahwa komunikasi yang sehat adalah fondasi utama hubungan yang bahagia dan langgeng.
4. Terima Perbedaan, Jangan Memaksakan Kesamaan
Setiap individu unik dengan latar belakang, kebiasaan, dan preferensi yang berbeda-beda. Dalam hubungan, perbedaan adalah hal yang wajar dan justru bisa menjadi pelengkap. Jangan berharap pasanganmu harus selalu sama denganmu dalam segala hal. Terima dan hargai perbedaan yang ada. Fokus pada hal-hal yang menyatukan kalian, bukan pada perbedaan yang memisahkan.
Alih-alih mencoba mengubah pasangan menjadi seperti yang kamu inginkan, fokuslah pada penerimaan dan kompromi. Cari titik temu di antara perbedaan kalian. Ingat, hubungan yang sehat adalah tentang saling melengkapi, bukan saling menyeragamkan. Penelitian dari University of Texas at Austin menunjukkan bahwa pasangan yang saling menerima perbedaan cenderung lebih bahagia dan bertahan lama.
5. Jaga Jarak Sejenak Jika Perlu
Terkadang, kejengkelan muncul karena kita terlalu sering bersama pasangan dan kurang punya waktu untuk diri sendiri. Jika kamu merasa mulai jenuh atau mudah jengkel, jangan ragu untuk mengambil jarak sejenak. Luangkan waktu untuk melakukan aktivitas yang kamu sukai sendiri, bertemu teman-teman, atau sekadar me time di rumah.
Jarak sementara ini akan membantumu menjernihkan pikiran dan meredakan emosi negatif. Ketika kembali bertemu pasangan, kamu akan merasa lebih segar dan lebih mampu melihatnya dengan perspektif yang lebih positif. Penting untuk diingat bahwa menjaga individualitas dalam hubungan adalah kunci untuk menjaga kesehatan mental dan keharmonisan hubungan itu sendiri.
Pasangan Bikin Jengkel? Itu Normal!
Perasaan jengkel dalam hubungan adalah hal yang normal dan wajar. Setiap pasangan pasti pernah mengalaminya, cepat atau lambat. Yang terpenting adalah bagaimana kita merespons perasaan tersebut. Jangan biarkan kejengkelan menguasai hubunganmu. Dengan mengubah perspektif, melatih empati, dan berkomunikasi secara efektif, kamu bisa mengubah kejengkelan menjadi peluang untuk mempererat hubungan dan menciptakan keharmonisan yang lebih dalam.
Ingat, pasangan bikin jengkel bukan akhir dari segalanya. Justru, ini bisa menjadi momentum untuk introspeksi diri dan pertumbuhan hubunganmu. Jadi, tunggu apa lagi? Ubah perspektifmu sekarang dan nikmati hubungan yang lebih bahagia dan bermakna!