Hubungan

Waspada! 10 Ciri Narsisis Ini Sering Disalahartikan sebagai Kepribadian Positif

×

Waspada! 10 Ciri Narsisis Ini Sering Disalahartikan sebagai Kepribadian Positif

Sebarkan artikel ini
Waspada! 10 Ciri Narsisis Ini Sering Disalahartikan sebagai Kepribadian Positif
Waspada! 10 Ciri Narsisis Ini Sering Disalahartikan sebagai Kepribadian Positif (www.freepik.com)

10. Kurangnya Rasa Syukur dan Apresiasi

Narsisis cenderung kurang memiliki rasa syukur atau apresiasi terhadap apa yang telah mereka miliki atau apa yang telah orang lain lakukan untuk mereka. Mereka lebih fokus pada apa yang belum mereka dapatkan dan merasa bahwa mereka selalu berhak mendapatkan lebih. Mereka jarang mengucapkan terima kasih atau menunjukkan penghargaan atas kebaikan atau bantuan orang lain.

Ketika Anda memberikan hadiah, bantuan, atau dukungan kepada seorang narsisis, mereka mungkin menerimanya begitu saja atau bahkan mengeluh karena merasa kurang atau tidak sesuai dengan harapan mereka. Kurangnya rasa syukur ini seringkali dianggap sebagai “sikap cuek” atau “tidak tahu berterima kasih”. Namun, ini adalah bagian dari pola narsisisme yang lebih besar, yang menunjukkan fokus mereka yang berlebihan pada diri sendiri dan kurangnya penghargaan terhadap orang lain.

Penting untuk diingat: Tidak semua orang yang memiliki beberapa ciri di atas adalah seorang narsisis dengan gangguan kepribadian narsistik (NPD). Diagnosis NPD hanya bisa ditegakkan oleh profesional kesehatan mental. Namun, mengenali ciri-ciri ini penting untuk memahami dinamika hubungan yang mungkin tidak sehat dan melindungi diri sendiri dari potensi dampak negatifnya.

Jika Anda merasa mengenali beberapa ciri ini pada diri sendiri atau orang terdekat, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Memahami dan mengatasi pola perilaku narsistik membutuhkan kesadaran diri dan dukungan yang tepat. Ingatlah, perubahan selalu mungkin terjadi jika ada kemauan dan usaha yang sungguh-sungguh.

Semoga artikel ini bermanfaat dan membuka wawasan kita tentang ciri-ciri narsisis yang seringkali dianggap normal. Mari kita bangun hubungan yang lebih sehat dan saling menghargai, dimulai dari pemahaman yang lebih baik tentang diri sendiri dan orang lain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *