HubunganPernikahan

Mitos vs. Realita: Kesalahpahaman Umum tentang Kesepakatan dalam Pernikahan

×

Mitos vs. Realita: Kesalahpahaman Umum tentang Kesepakatan dalam Pernikahan

Sebarkan artikel ini
Mitos vs. Realita: Kesalahpahaman Umum tentang Kesepakatan dalam Pernikahan
Mitos vs. Realita: Kesalahpahaman Umum tentang Kesepakatan dalam Pernikahan (www.freepik.com)

data-sourcepos=”5:1-5:470″>perisainews.com – Di era modern ini, percakapan mengenai kesepakatan pernikahan atau yang lebih dikenal dengan istilah perjanjian pranikah (prenup) semakin sering terdengar. Namun, sayangnya, di tengah meningkatnya popularitas, masih banyak kesalahpahaman yang beredar di masyarakat mengenai instrumen hukum yang satu ini. Akibatnya, tak sedikit pasangan yang merasa ragu, bahkan takut, untuk mempertimbangkan kesepakatan pernikahan sebelum melangkah ke jenjang yang lebih serius.

Padahal, di balik berbagai mitos yang berkembang, kesepakatan pernikahan menyimpan realita yang jauh lebih bijaksana dan relevan dengan kebutuhan pasangan di zaman sekarang. Artikel ini hadir untuk meluruskan kesalahpahaman umum tentang kesepakatan pernikahan, sehingga Anda dapat memiliki pandangan yang lebih jernih dan memutuskan apakah instrumen ini tepat untuk Anda dan pasangan.

Mitos 1: Kesepakatan Pernikahan Hanya untuk Orang Kaya Raya dan Selebriti

Salah satu mitos yang paling sering didengar adalah bahwa kesepakatan pernikahan hanya relevan bagi mereka yang memiliki harta berlimpah atau berprofesi sebagai selebriti. Anggapan ini tentu saja keliru. Realitanya, kesepakatan pernikahan bermanfaat bagi siapa saja, tanpa memandang status sosial atau jumlah kekayaan yang dimiliki saat ini.

Baca Juga  Kenali 5 Sinyal Keras Pernikahan Gagal Sebelum Terlambat!

Mungkin benar bahwa awalnya kesepakatan pernikahan lebih umum digunakan oleh kalangan berada untuk melindungi aset keluarga besar mereka. Namun, zaman telah berubah. Kini, kesepakatan pernikahan menjadi semakin relevan bagi semua pasangan dari berbagai latar belakang.

Mengapa demikian? Karena kesepakatan pernikahan bukan hanya tentang melindungi kekayaan yang sudah ada, tetapi juga tentang merencanakan masa depan finansial bersama secara transparan dan adil. Bayangkan, Anda dan pasangan sama-sama bekerja keras membangun karier dan aset. Bukankah lebih baik jika Anda berdua memiliki kesepakatan yang jelas mengenai bagaimana aset tersebut akan dikelola selama pernikahan, dan bagaimana pembagiannya jika suatu saat terjadi hal yang tidak diinginkan?

Baca Juga  Dampingi Bestie di Hari Bahagia, Ini Rahasia Jadi Bridesmaid yang Memesona

Kesepakatan pernikahan juga sangat relevan bagi pasangan yang membawa kondisi finansial yang berbeda ke dalam pernikahan. Misalnya, salah satu pihak memiliki utang, bisnis, atau aset yang ingin dilindungi. Dengan adanya kesepakatan pernikahan, kedua belah pihak dapat merasa lebih aman dan tenang, karena hak dan kewajiban finansial masing-masing telah diatur dengan jelas.

Mitos 2: Kesepakatan Pernikahan Menunjukkan Kurangnya Kepercayaan dan Keromantisan dalam Hubungan

Mitos lain yang tak kalah populer adalah anggapan bahwa membahas kesepakatan pernikahan sebelum menikah adalah tindakan yang tidak romantis, bahkan menunjukkan kurangnya kepercayaan kepada pasangan. Mitos ini seringkali membuat pasangan merasa tidak nyaman atau enggan untuk membuka percakapan mengenai hal ini.

Namun, realitanya justru sebaliknya. Membahas kesepakatan pernikahan adalah tindakan yang sangat dewasa, bertanggung jawab, dan justru menunjukkan rasa hormat serta komitmen yang tinggi terhadap hubungan. Mengapa bisa begitu?

Justru dengan membicarakan kesepakatan pernikahan, Anda dan pasangan memiliki kesempatan untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur mengenai nilai-nilai, harapan, dan kekhawatiran masing-masing terkait finansial. Percakapan ini bisa menjadi fondasi yang kuat untuk membangun hubungan yang transparan dan sehat dalam jangka panjang.

Baca Juga  Konflik dalam Hubungan Itu Sehat? Ini Bukti Ilmiahnya!

Bayangkan, jika Anda dan pasangan tidak pernah membahas ekspektasi masing-masing tentang keuangan sebelum menikah. Bisa jadi, di kemudian hari muncul perbedaan pendapat atau konflik yang sebenarnya bisa dihindari jika sejak awal sudah ada kesepakatan yang jelas. Kesepakatan pernikahan justru hadir sebagai bentuk perlindungan terhadap potensi konflik di masa depan, bukan sebagai indikasi kurangnya cinta atau kepercayaan.

Selain itu, membicarakan kesepakatan pernikahan juga menunjukkan bahwa Anda dan pasangan memiliki visi yang sama tentang pernikahan sebagai kemitraan yang serius. Anda berdua bersedia untuk merencanakan masa depan bersama secara matang, termasuk aspek finansialnya. Ini adalah tanda kedewasaan dan komitmen yang kuat, bukan sebaliknya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *