5. Komitmen untuk Saling Menerima Ketidaksempurnaan, Karena Sempurna Itu Hanya Mimpi
Dalam pernikahan, kita seringkali berekspektasi terlalu tinggi terhadap pasangan. Kita berharap mereka selalu bisa memenuhi semua kebutuhan kita, selalu mengerti kita, dan tidak pernah melakukan kesalahan. Padahal, manusia adalah makhluk yang tidak sempurna.
Komitmen kelima dan terakhir yang sering terabaikan adalah janji tak terucap untuk saling menerima ketidaksempurnaan. Bukan berarti menoleransi perilaku buruk atau merendahkan standar, tetapi menyadari bahwa pasangan Anda adalah manusia biasa yang punya kelebihan dan kekurangan.
Mencintai seseorang berarti mencintai mereka apa adanya, bukan hanya versi ideal yang ada di kepala kita. Ketika Anda dan pasangan saling menerima ketidaksempurnaan, Anda menciptakan ruang untuk pertumbuhan, pengampunan, dan kasih sayang yang tulus.
Bagaimana cara mempraktikkan komitmen ini?
- Turunkan ekspektasi yang tidak realistis. Ingatlah bahwa pasangan Anda bukan pangeran atau putri dari negeri dongeng.
- Fokus pada kelebihan pasangan, bukan hanya kekurangannya. Setiap orang punya sisi positif dan negatif, pilihlah untuk melihat yang baik.
- Berikan ruang bagi pasangan untuk melakukan kesalahan, dan belajar darinya. Semua orang pernah berbuat salah, termasuk Anda.
- Bersikap sabar dan pengertian ketika pasangan sedang menghadapi masa sulit. Dukungan Anda akan sangat berarti.
- Cintai diri sendiri dengan segala ketidaksempurnaan, dan jadilah contoh bagi pasangan untuk melakukan hal yang sama.
Komitmen untuk saling menerima ketidaksempurnaan adalah kunci untuk membangun pernikahan yang autentik dan penuh kasih sayang. Ia membebaskan Anda dan pasangan dari beban ekspektasi yang tidak mungkin terpenuhi, dan memungkinkan Anda untuk saling mencintai dengan lebih tulus dan apa adanya.
Menghidupkan Komitmen Tak Tertulis dalam Pernikahan
Kelima komitmen tak tertulis ini adalah fondasi penting untuk pernikahan yang bahagia dan langgeng. Mungkin terdengar sederhana, namun dalam praktiknya, seringkali kita lupa atau mengabaikannya di tengah kesibukan dan dinamika kehidupan.
Penting untuk diingat bahwa komitmen bukanlah janji kosong yang diucapkan sekali seumur hidup. Komitmen adalah pilihan aktif yang perlu diperbarui setiap hari. Ia membutuhkan kesadaran, komunikasi, dan upaya berkelanjutan dari kedua belah pihak.
Mari kita mulai menghidupkan kembali komitmen-komitmen tak tertulis ini dalam pernikahan kita. Dengan saling bertumbuh, memprioritaskan, mengelola konflik, menjaga keintiman, dan menerima ketidaksempurnaan, kita dapat membangun bahtera pernikahan yang kokoh, harmonis, dan berlayar hingga akhir hayat.
