Kesehatan Mental

Dampak Emosi Terpendam, Bagaimana Perasaan yang Tak Tersalurkan Bisa Merusak Kesehatan?

×

Dampak Emosi Terpendam, Bagaimana Perasaan yang Tak Tersalurkan Bisa Merusak Kesehatan?

Sebarkan artikel ini
Dampak Emosi Terpendam, Bagaimana Perasaan yang Tak Tersalurkan Bisa Merusak Kesehatan?
Dampak Emosi Terpendam, Bagaimana Perasaan yang Tak Tersalurkan Bisa Merusak Kesehatan? (www.freepik.com)

perisainews.com – Pernahkah kamu merasa sesak di dada tanpa tahu mengapa? Atau mungkin seringkali sakit kepala tegang padahal tidak sedang banyak pikiran? Bisa jadi, ini adalah sinyal dari emosi terpendam yang selama ini kamu abaikan. Dampak emosi terpendam bagi kesehatan ternyata bukan main-main. Perasaan yang tak tersalurkan, yang kita kubur dalam-dalam, justru bisa menjadi bom waktu bagi kesehatan mental dan fisik kita.

Banyak dari kita diajarkan untuk kuat, tegar, dan tidak cengeng. Masyarakat seringkali memberi stigma negatif pada mereka yang dianggap terlalu emosional. Akibatnya, kita jadi terbiasa memendam perasaan, menelan bulat-bulat kekecewaan, kemarahan, atau kesedihan. Padahal, emosi itu seperti uap dalam ketel. Jika terus dipanaskan dan tidak ada jalan keluar, ledakannya bisa merusak seluruh sistem.

Mengapa Emosi Terpendam Sangat Berbahaya?

Emosi, pada dasarnya, adalah respons alami tubuh terhadap berbagai situasi. Ia adalah bahasa jiwa yang memberi tahu kita tentang apa yang sedang terjadi di dalam diri. Baik emosi positif maupun negatif, keduanya memiliki fungsi penting. Emosi negatif, seperti marah atau sedih, bukan untuk dihindari, melainkan untuk dikenali dan dikelola dengan sehat.

Baca Juga  Cara Menolak dengan Sopan, Jaga Batasan Hindari Konflik!

Ketika kita memilih untuk memendam emosi, kita sebenarnya sedang menciptakan tekanan internal yang luar biasa. Bayangkan saja, energi emosi yang seharusnya keluar dan mengalir, justru terperangkap dan berputar-putar di dalam tubuh. Lama kelamaan, tekanan ini akan mencari cara untuk keluar, dan seringkali jalurnya tidak terduga dan merugikan kesehatan kita.

Dampak Emosi Terpendam pada Kesehatan Mental: Luka Tak Terlihat yang Menggerogoti Jiwa

Efek paling nyata dari emosi terpendam seringkali terasa pada kesehatan mental. Beberapa dampak negatifnya antara lain:

    • Kecemasan Berlebihan: Emosi yang tidak diolah dengan baik bisa berubah menjadi kecemasan kronis. Perasaan gelisah, khawatir berlebihan, sulit tidur, hingga serangan panik bisa menjadi manifestasi dari emosi yang tertekan. Data dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) menunjukkan adanya peningkatan kasus gangguan kecemasan selama pandemi, yang salah satunya dipicu oleh ketidakmampuan mengelola emosi di tengah situasi sulit.
    • Depresi: Kesedihan atau kekecewaan yang terus menerus dipendam dapat berkembang menjadi depresi. Merasa hampa, kehilangan minat pada hal-hal yang dulu disukai, mudah lelah, hingga pikiran untuk mengakhiri hidup adalah gejala depresi yang serius dan membutuhkan penanganan profesional.
    • Stres Kronis: Memendam emosi sama dengan menyimpan bom stres dalam tubuh. Stres berkepanjangan dapat mengganggu keseimbangan hormon, melemahkan sistem imun, dan meningkatkan risiko berbagai penyakit fisik dan mental. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of the American Medical Association menemukan bahwa stres kronis berkaitan erat dengan peningkatan risiko depresi dan gangguan kecemasan.
    • Harga Diri Rendah: Ketika kita terus menerus mengabaikan perasaan sendiri, kita seolah mengirim pesan pada diri bahwa emosi kita tidak penting, tidak valid, atau tidak pantas untuk dirasakan. Hal ini dapat mengikis rasa percaya diri dan membuat kita merasa tidak berharga.

Bukan Hanya Pikiran, Tubuh Pun Merasakan: Dampak Fisik Emosi Terpendam

Jangan salah, emosi terpendam tidak hanya bermain di ranah pikiran. Ia juga bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan fisik yang nyata, seperti:

    • Sakit Kepala Tegang dan Migrain: Ketegangan otot akibat stres dan emosi yang ditekan seringkali memicu sakit kepala tegang dan migrain. Sebuah penelitian dari National Headache Foundation menemukan bahwa pengelolaan stres dan emosi yang efektif dapat membantu mengurangi frekuensi dan intensitas sakit kepala.
    • Gangguan Pencernaan: Sistem pencernaan sangat sensitif terhadap stres dan emosi. Emosi terpendam dapat memicu masalah pencernaan seperti sakit perut, kembung, diare, atau konstipasi. Istilah “perut mulas” bukan hanya kiasan, tapi benar-benar bisa terjadi akibat emosi yang tidak tersalurkan.
    • Masalah Kardiovaskular: Stres kronis akibat emosi terpendam dapat meningkatkan tekanan darah dan kadar kolesterol, yang merupakan faktor risiko utama penyakit jantung dan stroke. Data dari World Heart Federation menyebutkan bahwa stres psikososial merupakan salah satu kontributor signifikan terhadap penyakit kardiovaskular.
    • Sistem Imun Melemah: Stres dan emosi negatif dapat menekan sistem kekebalan tubuh, membuat kita lebih rentan terhadap infeksi virus dan bakteri. Jika kamu sering sakit padahal sudah menjaga pola hidup sehat, coba perhatikan apakah ada emosi yang selama ini kamu abaikan.
    • Nyeri Otot dan Sendi: Ketegangan otot kronis akibat emosi terpendam tidak hanya menyebabkan sakit kepala, tapi juga nyeri di berbagai bagian tubuh lain, seperti leher, bahu, punggung, dan sendi.

Mengapa Kita Memilih Memendam Emosi? Akar Masalah yang Perlu Dipahami

Mengapa kita begitu sering memendam emosi padahal dampaknya sangat merugikan? Ada banyak alasan yang mendasarinya, antara lain:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *