perisainews.com – Dalam labirin kehidupan modern yang serba cepat, mom brain menjadi istilah yang semakin akrab di telinga banyak wanita, terutama bagi mereka yang menyeimbangkan karier dan peran sebagai ibu, atau mendedikasikan diri sepenuhnya sebagai ibu rumah tangga. Fenomena yang sering dianggap sepele ini, ternyata memiliki dampak signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan seorang wanita, salah satunya adalah kualitas tidur. Artikel ini akan mengupas tuntas bagaimana mom brain mempengaruhi kualitas tidur wanita karier dan ibu rumah tangga, dilengkapi dengan data, fakta, serta solusi yang relevan.
Apa Sebenarnya “Mom Brain” Itu?
“Mom brain,” atau yang juga dikenal dengan istilah maternal mental fog, bukanlah kondisi medis yang terdiagnosis secara klinis. Ini adalah istilah informal yang digunakan untuk menggambarkan serangkaian perubahan kognitif yang dialami wanita selama dan setelah kehamilan. Perubahan ini mencakup masalah memori, kesulitan fokus, linglung, dan merasa lebih pelupa dari biasanya. Meskipun sering dianggap sebagai lelucon atau stereotip ibu-ibu, mom brain adalah fenomena nyata yang didukung oleh penelitian ilmiah.
Perubahan hormonal selama kehamilan dan setelah melahirkan diyakini menjadi salah satu penyebab utama mom brain. Lonjakan hormon estrogen dan progesteron yang dramatis selama kehamilan, diikuti penurunan tajam setelah melahirkan, dapat memengaruhi fungsi otak. Selain itu, kurang tidur kronis akibat merawat bayi dan anak kecil juga memainkan peran penting. Studi menunjukkan bahwa kurang tidur dapat mengganggu berbagai fungsi kognitif, termasuk memori dan perhatian.
Hubungan Erat antara “Mom Brain” dan Kualitas Tidur
Kualitas tidur dan mom brain memiliki hubungan yang kompleks dan saling memengaruhi. Di satu sisi, perubahan kognitif akibat mom brain dapat memperburuk kualitas tidur. Misalnya, kesulitan fokus dan kecemasan yang sering menyertai mom brain dapat membuat seorang wanita lebih sulit untuk rileks dan tertidur. Di sisi lain, kurang tidur kronis yang sering dialami ibu baru atau ibu dengan anak kecil, dapat memperparah gejala mom brain.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Sleep Research menemukan bahwa wanita yang melaporkan gejala mom brain yang lebih parah juga cenderung mengalami kualitas tidur yang lebih buruk. Studi ini juga mencatat bahwa gangguan tidur, seperti insomnia, lebih umum terjadi pada wanita yang mengalami mom brain. Ini menciptakan lingkaran setan: mom brain mengganggu tidur, dan kurang tidur memperburuk mom brain.
Perbedaan Dampak pada Wanita Karier dan Ibu Rumah Tangga
Meskipun mom brain dapat dialami oleh semua ibu, dampaknya terhadap kualitas tidur dapat bervariasi antara wanita karier dan ibu rumah tangga. Wanita karier seringkali menghadapi tekanan ganda, yaitu tuntutan pekerjaan dan tanggung jawab rumah tangga. Beban kerja yang tinggi, jadwal yang padat, dan tekanan untuk tampil profesional di tempat kerja, dapat memperparah stres dan kecemasan yang terkait dengan mom brain, yang pada akhirnya berdampak negatif pada kualitas tidur.
Di sisi lain, ibu rumah tangga, meskipun mungkin tidak memiliki tekanan pekerjaan formal, juga menghadapi tantangan unik. Rutinitas 24/7 dalam mengurus anak dan rumah tangga, kurangnya waktu istirahat yang memadai, dan perasaan terisolasi atau kurang dihargai, dapat memicu stres dan depresi, yang juga berkontribusi pada gangguan tidur. Selain itu, ibu rumah tangga mungkin merasa lebih sulit untuk “melepaskan diri” dari peran ibu dan mengalokasikan waktu untuk diri sendiri, termasuk untuk tidur yang berkualitas.