- Sering Menghindar dari Tugas: Mereka selalu punya alasan untuk tidak mengerjakan tugas yang diberikan. Mulai dari alasan sibuk dengan pekerjaan lain (yang seringkali tidak jelas), sakit, hingga alasan pribadi lainnya.
- Sulit Dihubungi dan Tidak Responsif: Saat dibutuhkan atau dicari, mereka sulit dihubungi. Pesan tidak dibalas, telepon tidak diangkat, atau bahkan menghilang tanpa kabar.
- Melimpahkan Pekerjaan ke Orang Lain: Mereka lihai dalam memanipulasi situasi untuk melimpahkan pekerjaan kepada rekan kerja lain. Dengan berbagai alasan, mereka berhasil membuat orang lain mengerjakan tugas mereka.
- Tidak Memiliki Rasa Tanggung Jawab: Karyawan tipe ini tidak memiliki rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan dan tim. Mereka lebih mementingkan kepentingan pribadi daripada kepentingan bersama.
Dampak Negatif bagi Perusahaan:
- Ketidakadilan dalam Pembagian Kerja: Beban kerja menjadi tidak merata. Rekan kerja yang bertanggung jawab harus menanggung beban pekerjaan karyawan penghilang jejak, yang dapat menimbulkan rasa frustrasi dan demotivasi.
- Proyek Terhambat dan Kualitas Menurun: Ketidakbertanggungjawaban karyawan penghilang jejak dapat menghambat kelancaran proyek dan menurunkan kualitas hasil kerja tim secara keseluruhan.
- Kerja Sama Tim yang Buruk: Kepercayaan antar anggota tim menjadi rusak. Rekan kerja menjadi enggan untuk bekerja sama dengan karyawan yang tidak bisa diandalkan.
Solusi Mengatasi Karyawan ‘Penghilang Jejak’:
- Batasan yang Jelas dan Konsekuensi Tegas: Terapkan aturan dan batasan yang jelas mengenai tanggung jawab kerja dan ekspektasi kinerja. Jika karyawan melanggar aturan atau tidak memenuhi ekspektasi, berikan konsekuensi yang tegas, seperti teguran lisan, teguran tertulis, hingga tindakan disipliner yang lebih serius.
- Sistem Pelaporan dan Akuntabilitas yang Kuat: Implementasikan sistem pelaporan kerja yang transparan dan akuntabel. Pantau kinerja karyawan secara berkala dan berikan feedback yang konstruktif. Pastikan setiap karyawan bertanggung jawab atas pekerjaan masing-masing.
- Promosikan Budaya Tanggung Jawab: Bangun budaya kerja yang menjunjung tinggi nilai tanggung jawab. Berikan contoh kepemimpinan yang bertanggung jawab, dan berikan pengakuan serta penghargaan kepada karyawan yang menunjukkan kinerja dan tanggung jawab yang baik.
- Evaluasi Kinerja Secara Rutin dan Objektif: Lakukan evaluasi kinerja secara rutin dan objektif untuk mengidentifikasi karyawan yang tidak bertanggung jawab. Gunakan data dan fakta yang valid sebagai dasar penilaian, bukan hanya opini subjektif.
3. Si ‘Bunglon’ yang Bermuka Dua
Tipe ‘karyawan hantu’ ketiga adalah si ‘bunglon’. Mereka adalah karyawan yang pandai bermuka dua, bersikap manis di depan atasan namun menusuk dari belakang. Mereka ahli dalam memainkan peran dan memanipulasi situasi untuk keuntungan pribadi, seringkali dengan mengorbankan rekan kerja lain.
Ciri-ciri Karyawan ‘Bunglon’:
- Bersikap Manis di Depan Atasan: Mereka sangat pandai dalam menjilat atasan. Selalu bersikap ramah, setuju dengan semua perkataan atasan, dan berusaha mencari muka untuk mendapatkan perhatian dan pujian.
- Menusuk dari Belakang: Di belakang layar, mereka seringkali mengkritik, menyebarkan gosip, atau bahkan melakukan sabotase terhadap rekan kerja lain untuk menaikkan diri sendiri.
- Pandai Bermain Drama dan Manipulasi: Mereka ahli dalam memainkan drama dan memanipulasi situasi untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Mereka bisa berpura-pura menjadi korban, atau menyalahkan orang lain atas kesalahan mereka sendiri.
- Tidak Dapat Dipercaya dan Tidak Tulus: Karyawan tipe ini sulit dipercaya karena perkataan dan perbuatan mereka seringkali tidak sinkron. Ketulusan mereka dipertanyakan karena sikap manis mereka seringkali hanya topeng untuk menutupi niat tersembunyi.
Dampak Negatif bagi Perusahaan: