- Makan di luar atau kopi kekinian
- Hiburan (nonton bioskop, konser, streaming film)
- Belanja pakaian atau barang-barang hobi
- Liburan dan rekreasi
- Langganan aplikasi atau layanan digital yang tidak wajib
20% untuk Tabungan dan Pembayaran Utang (Savings & Debt Repayment): Bagian ini dialokasikan untuk:
- Tabungan darurat (dana cadangan untuk kebutuhan mendesak)
- Investasi (reksadana, saham, emas, properti, dll.)
- Pembayaran utang (kartu kredit, cicilan kendaraan, pinjaman online, dll.)
Kelebihan metode 50/30/20:
- Sederhana dan mudah diingat: Persentase yang jelas memudahkan kamu untuk mengalokasikan dana.
- Fleksibel: Kamu bisa menyesuaikan kategori “Keinginan” sesuai prioritas dan gaya hidupmu.
- Cocok untuk pemula: Metode ini adalah titik awal yang baik untuk membangun kebiasaan budgeting.
Kekurangan metode 50/30/20:
- Terlalu umum: Persentase 50/30/20 mungkin tidak ideal untuk semua orang, terutama yang memiliki pendapatan sangat rendah atau sangat tinggi.
- Kurang detail: Metode ini tidak terlalu spesifik dalam kategori kebutuhan dan keinginan, sehingga perlu penyesuaian lebih lanjut.
Zero-Based Budgeting: Setiap Rupiah Bertujuan
Zero-Based Budgeting (ZBB) adalah metode budgeting yang mengharuskanmu untuk mengalokasikan setiap rupiah pendapatanmu untuk suatu tujuan. Prinsip dasarnya adalah “setiap uang harus bekerja.” Di awal setiap bulan, kamu membuat rencana pengeluaran yang detail, hingga seluruh pendapatanmu habis dialokasikan ke berbagai kategori, dan saldo akhir menjadi nol.
Langkah-langkah Zero-Based Budgeting:
- Hitung Total Pendapatan Bulanan: Jumlahkan semua sumber pendapatanmu (gaji, bonus, pendapatan sampingan, dll.).
- Buat Daftar Semua Pengeluaran: Catat semua pengeluaran bulananmu, mulai dari kebutuhan pokok, tagihan, transportasi, hiburan, hingga tabungan dan investasi.
- Alokasikan Pendapatan untuk Setiap Pengeluaran: Mulai alokasikan pendapatanmu ke setiap kategori pengeluaran, mulai dari kebutuhan yang paling penting hingga keinginan yang kurang prioritas.
- Pastikan Saldo Akhir Nol: Terus alokasikan dana hingga seluruh pendapatanmu terdistribusi dan saldo akhir menjadi nol. Jika ada sisa pendapatan, alokasikan untuk tabungan, investasi, atau pembayaran utang.
- Pantau dan Evaluasi: Selama bulan berjalan, pantau pengeluaranmu dan bandingkan dengan rencana anggaran. Lakukan penyesuaian jika diperlukan.
Kelebihan Zero-Based Budgeting:
- Kontrol Keuangan Lebih Ketat: Metode ini memberikan kontrol penuh atas setiap rupiah yang kamu keluarkan.
- Prioritaskan Tujuan Finansial: ZBB membantu kamu fokus pada tujuan finansialmu karena setiap pengeluaran harus memiliki tujuan yang jelas.
- Efektif Mengurangi Pemborosan: Dengan perencanaan yang detail, kamu akan lebih mudah mengidentifikasi dan mengurangi pengeluaran yang tidak perlu.
Kekurangan Zero-Based Budgeting:
- Membutuhkan Disiplin Tinggi: ZBB membutuhkan perencanaan yang detail dan disiplin dalam menjalankan anggaran.
- Memakan Waktu di Awal: Membuat rencana anggaran ZBB di awal mungkin terasa rumit dan memakan waktu.
- Kurang Fleksibel: ZBB mungkin kurang fleksibel jika ada pengeluaran tak terduga yang signifikan.
Envelope System: Kendali Tunai di Tangan
Envelope System atau sistem amplop adalah metode budgeting tradisional yang menggunakan amplop fisik untuk mengelola pengeluaran tunai. Setiap amplop diberi label kategori pengeluaran (misalnya: makan, transportasi, hiburan, belanja) dan diisi dengan sejumlah uang tunai yang telah dianggarkan untuk kategori tersebut.
Cara Kerja Envelope System:
