Berita

Penyakit Jantung Meningkat? Ayo Kurangi Garam dan Lemak Trans!

×

Penyakit Jantung Meningkat? Ayo Kurangi Garam dan Lemak Trans!

Sebarkan artikel ini
Penyakit Jantung Meningkat? Ayo Kurangi Garam dan Lemak Trans!
Penyakit Jantung Meningkat? Ayo Kurangi Garam dan Lemak Trans! (www.freepik.com)

Jakarta – Penyakit jantung dan tekanan darah tinggi semakin menjadi momok kesehatan yang menakutkan di Indonesia. Gaya hidup modern dengan konsumsi garam berlebih dan lemak trans buatan disinyalir menjadi biang keladi meningkatnya kasus penyakit tidak menular (PTM) ini. Ironisnya, kondisi ini mengintai di tengah upaya pemerintah yang gencar melakukan pencegahan dan pengendalian PTM.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi, menegaskan bahwa pemerintah tidak tinggal diam dalam menghadapi ancaman PTM. Berbagai langkah strategis terus diperkuat untuk menekan laju penyakit yang dapat dicegah ini.

“Upaya pencegahan dan pengendalian PTM menjadi fokus utama kami. Strategi yang dijalankan meliputi pengurangan konsumsi gula, garam, dan lemak di masyarakat,” ungkap Nadia dalam keterangan resminya, Kamis (20/2/2025). Ia menambahkan, “Edukasi gizi seimbang dan promosi pola makan sehat juga menjadi bagian integral dari upaya ini.”

Lebih lanjut, Nadia menekankan pentingnya peningkatan kesadaran masyarakat terhadap risiko PTM sejak usia dini. Langkah ini diharapkan dapat mendorong perubahan perilaku yang lebih sehat dan berkelanjutan.

“Dengan meningkatkan kesadaran sejak dini, kami berharap masyarakat dapat lebih memahami risiko PTM dan termotivasi untuk mengadopsi gaya hidup sehat,” jelasnya.

Belajar dari Negara Lain, Kebijakan Pembatasan Garam dan Lemak Trans Mendesak

Keberhasilan berbagai negara dalam menerapkan kebijakan pengendalian garam dan lemak trans menjadi inspirasi bagi Indonesia. Data Kemenkes menunjukkan fakta yang mengkhawatirkan, hampir 75 persen kematian di Indonesia disebabkan oleh PTM. Padahal, penyakit-penyakit seperti penyakit jantung dan tekanan darah tinggi ini sangat mungkin dicegah dengan menerapkan pola makan sehat.

Penyakit kardiovaskular (PKV), termasuk serangan jantung dan stroke, masih menjadi penyebab kematian nomor satu di Indonesia. Setiap tahunnya, PKV merenggut sekitar 800 ribu jiwa. Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kemenkes, Asnawi Abdullah, mengungkapkan bahwa kebijakan pengendalian garam dan lemak trans adalah solusi yang terbukti efektif.

“Regulasi pembatasan kadar garam dan eliminasi lemak trans di berbagai negara telah menunjukkan dampak signifikan dalam menekan angka kematian akibat PKV,” kata Asnawi. “Kebijakan ini juga berdampak positif dalam mengurangi beban pembiayaan kesehatan nasional.”

Asnawi menambahkan, implementasi kebijakan yang tepat dapat membantu masyarakat Indonesia hidup lebih sehat. Selain itu, kebijakan ini berpotensi menekan eskalasi pembiayaan belanja kesehatan yang terus membengkak. Dalam 10 tahun terakhir, pembiayaan belanja kesehatan telah mencapai 7,8 persen per tahun.

Kerja Sama Lintas Sektor Kunci Keberhasilan

Untuk mewujudkan kebijakan pengendalian konsumsi garam dan lemak tidak sehat yang efektif, kerja sama lintas sektor menjadi hal yang mutlak diperlukan. Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Sukadiono, menegaskan komitmen pemerintah untuk mendorong kebijakan yang mendukung kesehatan masyarakat.

“Pemerintah berkomitmen penuh untuk mendorong kebijakan yang dapat memastikan ketersediaan pilihan makanan yang lebih sehat bagi masyarakat,” ujar Sukadiono. “Selain itu, edukasi yang lebih intensif juga akan digalakkan agar masyarakat semakin bijak dalam memilih makanan yang baik untuk kesehatan.”

Sukadiono menambahkan, edukasi yang efektif akan membantu masyarakat memahami dampak buruk konsumsi garam dan lemak trans berlebih. Dengan pemahaman yang baik, diharapkan masyarakat dapat membuat keputusan yang lebih cerdas dalam memilih makanan sehari-hari.

Pentingnya Peran Masyarakat

Upaya pemerintah dalam pencegahan dan pengendalian penyakit jantung serta tekanan darah tinggi tentu tidak akan berhasil tanpa dukungan penuh dari masyarakat. Kesadaran akan pentingnya pola makan sehat dan gaya hidup aktif perlu terus ditanamkan. Masyarakat diharapkan dapat menjadi agen perubahan dengan memulai dari diri sendiri dan keluarga.

Dengan kerja sama yangSolid antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, diharapkan ancaman penyakit jantung dan tekanan darah tinggi di Indonesia dapat diatasi. Pola makan sehat dan gaya hidup aktif adalah kunci untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih sehat dan produktif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *