MAMUJU – Jagat media sosial di Mamuju dihebohkan dengan beredarnya video viral yang memperlihatkan aksi perkelahian antara dua remaja putri. Respons cepat ditunjukkan oleh Tim Resmob Satreskrim Polresta Mamuju yang berhasil mengamankan kedua remaja yang terlibat dalam insiden tersebut.
Kedua remaja putri yang diketahui berinisial ECS (13), warga Simboro, dan NR (13), warga Binanga, ternyata merupakan teman akrab. Keduanya diamankan oleh pihak kepolisian untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut terkait video perkelahian yang viral tersebut.
Konfirmasi dari Kasat Reskrim Polresta Mamuju
Kasat Reskrim Polresta Mamuju, AKP M. Reza Pranata, membenarkan penangkapan kedua remaja putri tersebut. “Benar, kami telah mengamankan kedua remaja yang terlibat dalam video perkelahian yang beredar di media sosial,” ujarnya saat dikonfirmasi, Kamis (15/5/2025).
Lebih lanjut, AKP M. Reza Pranata menjelaskan bahwa saat ini kedua remaja sedang menjalani pemeriksaan intensif di ruang Resmob Satreskrim Polresta Mamuju. Proses pemeriksaan ini juga melibatkan pendampingan dari orang tua masing-masing remaja. “Kami melakukan pemeriksaan dengan didampingi oleh orang tua kedua belah pihak untuk memastikan prosesnya berjalan dengan baik dan sesuai prosedur,” tambahnya.
Dipicu Provokasi Teman di Pelataran Anjungan Pantai Manakarra
Berdasarkan hasil pemeriksaan awal yang dilakukan oleh pihak kepolisian, insiden perkelahian tersebut terjadi di pelataran Anjungan Pantai Manakarra pada Sabtu malam pekan lalu. Fakta menarik terungkap dari pengakuan kedua remaja, bahwa aksi adu jotos tersebut tidak didasari oleh perselisihan pribadi di antara mereka.
“Menurut pengakuan kedua remaja, perkelahian itu bukan dipicu oleh masalah pribadi. Mereka mengaku bahwa kejadian tersebut bermula setelah keduanya diprovokasi oleh teman-teman mereka,” jelas Kasat Reskrim.
Direkam dan Disebar di Grup WhatsApp “Strong (Stress Tak Tertolong)”
Lebih lanjut, AKP M. Reza Pranata mengungkapkan bahwa peristiwa perkelahian tersebut sengaja direkam oleh seorang remaja perempuan bernama Alma. Video rekaman tersebut kemudian disebarkan ke sebuah grup WhatsApp komunitas mereka yang memiliki nama unik, yaitu “Strong (Stress Tak Tertolong)”.
“Diketahui bahwa kedua remaja ini sebenarnya tidak memiliki masalah sebelumnya. Aksi perkelahian ini dilakukan semata-mata untuk direkam dan dijadikan bahan sensasi di media sosial,” imbuhnya. Motif ini menunjukkan betapa mudahnya generasi muda saat ini terpengaruh oleh keinginan untuk mendapatkan perhatian dan popularitas di dunia maya, bahkan dengan cara yang kurang baik.
Imbauan Polresta Mamuju kepada Masyarakat dan Orang Tua
Menyikapi kejadian ini, Polresta Mamuju mengeluarkan imbauan penting kepada masyarakat, khususnya para orang tua. Pihak kepolisian menekankan pentingnya pengawasan yang lebih ketat terhadap pergaulan anak-anak. Selain itu, Polresta Mamuju juga mendorong generasi muda untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial dan tidak mudah terpengaruh oleh ajakan-ajakan yang tidak bertanggung jawab.
“Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat, terutama para orang tua, untuk lebih aktif mengawasi pergaulan anak-anak mereka. Edukasi mengenai penggunaan media sosial yang bijak juga perlu terus ditanamkan kepada generasi muda agar mereka tidak mudah terjerumus dalam tindakan-tindakan negatif hanya demi konten atau sensasi,” tegas AKP M. Reza Pranata.
Upaya Pencegahan dan Tindakan Tegas Polresta Mamuju
Polresta Mamuju menyatakan komitmennya untuk terus melakukan upaya pencegahan terhadap aksi-aksi serupa di masa mendatang. Pihak kepolisian juga tidak akan segan-segan menindak tegas setiap tindakan yang dapat meresahkan masyarakat, demi menjaga ketertiban dan keamanan di seluruh wilayah hukum Polresta Mamuju.
“Kami akan terus berupaya melakukan langkah-langkah pencegahan agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi. Selain itu, kami juga akan menindak tegas siapapun yang melakukan tindakan yang mengganggu ketertiban dan keamanan masyarakat,” pungkas Kasat Reskrim.
Kasus perkelahian remaja putri ini menjadi pengingat bagi semua pihak mengenai pentingnya pengawasan orang tua, pendidikan etika bermedia sosial, dan peran aktif masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi perkembangan generasi muda. Diharapkan, kejadian ini menjadi pelajaran berharga agar para remaja lebih bertanggung jawab dalam berinteraksi, baik di dunia nyata maupun di dunia maya.