BeritaEdukasiNasional

Kemenag Dorong Agama Jadi Motor Ekonomi dan Pelestarian Lingkungan

×

Kemenag Dorong Agama Jadi Motor Ekonomi dan Pelestarian Lingkungan

Sebarkan artikel ini
Kemenag Dorong Agama Jadi Motor Ekonomi dan Pelestarian Lingkungan

Jakarta – Sekretaris Jenderal Kementerian Agama (Sekjen Kemenag) Kamaruddin Amin baru-baru ini menyampaikan pandangan penting mengenai peran agama di Indonesia. Dalam sebuah acara sosialisasi Asta Protas (8 Program Prioritas) 2025 – 2029 Kementerian Agama di Jakarta, Kamis (6/3/2025), beliau menegaskan bahwa dinamika sosial keagamaan di Indonesia yang intensif menuntut agama untuk hadir lebih dari sekadar ranah teologi dan akidah.

“Agama tidak hanya berbicara tentang teologi atau akidah, tetapi juga harus menjadi solusi konstitusional dalam kehidupan masyarakat,” ujar Kamaruddin. Penegasan ini menjadi landasan bagi konsep “Beragama Berdampak” yang diusung oleh Kementerian Agama, sebuah gerakan yang bertujuan menjadikan agama sebagai solusi nyata dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Agama Lebih dari Sekadar Teologi

Pernyataan Sekjen Kemenag ini menggarisbawahi perlunya reorientasi peran agama dalam konteks keindonesiaan. Agama, menurut Kamaruddin, memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam memecahkan berbagai permasalahan bangsa, tidak terbatas pada aspek spiritual saja. “Oleh karena itu, kami akan mengawal agar Indonesia tetap rukun, dan program keagamaan di seluruh Indonesia, dari tingkat pusat hingga desa, memiliki dampak nyata bagi masyarakat,” lanjutnya.

Konsep “Beragama Berdampak” ini lahir dari kesadaran bahwa agama memiliki kekuatan transformatif yang dapat dioptimalkan untuk kemajuan bangsa. Agama diharapkan menjadi agen perubahan yang proaktif dalam menjaga kerukunan antar umat beragama, melestarikan lingkungan hidup, serta memberdayakan ekonomi masyarakat.

Fokus pada Kerukunan dan Lingkungan

Salah satu fokus utama dari konsep “Beragama Berdampak” adalah pada pelestarian lingkungan. Kementerian Agama menyadari bahwa isu lingkungan merupakan isu krusial yang membutuhkan perhatian serius dari semua pihak, termasuk institusi keagamaan. Sebagai langkah konkret, Kamaruddin menekankan pentingnya orientasi lingkungan di berbagai institusi keagamaan.

Kantor-kantor Kementerian Agama, termasuk Kantor Urusan Agama (KUA) yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, diharapkan menjadi contoh dalam praktik ramah lingkungan. “Kantor-kantor Kementerian Agama, termasuk KUA, diharapkan lebih ramah lingkungan dengan menanam pohon, menggunakan air secara efisien, dan menjaga kebersihan rumah ibadah,” jelas Kamaruddin.

Lebih lanjut, Kemenag akan meluncurkan program Gerakan Tanam Pohon Cinta setelah Hari Raya Lebaran. Program ini tidak hanya sekadar seremonial, tetapi dirancang untuk melibatkan berbagai lapisan masyarakat secara luas. “Kami akan mengajak satu juta lima ratus ribu calon pengantin untuk menanam pohon. Jika setiap pasangan menanam dua pohon, maka kita akan memiliki tiga juta pohon baru,” ungkap Kamaruddin dengan antusias.

Selain calon pengantin, program ini juga menyasar kalangan santri di pondok pesantren dan mahasiswa di perguruan tinggi. “Begitu juga dengan mahasiswa yang ingin menjadi sarjana, mereka akan diminta secara sukarela menanam pohon,” tambahnya. Gerakan ini diharapkan menjadi simbol kepedulian terhadap lingkungan dan menumbuhkan kesadaran ekologis di masyarakat secara berkelanjutan.

Pemberdayaan Ekonomi Umat

Selain fokus pada lingkungan, Kementerian Agama juga melihat potensi besar dalam pemberdayaan ekonomi berbasis keagamaan. Sekjen Kemenag Kamaruddin Amin menilai bahwa ekonomi umat memiliki prospek yang sangat cerah dan perlu dioptimalkan sebagai salah satu solusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Dengan mengelola ekonomi umat secara produktif, kita tidak hanya memperkuat kemandirian keuangan komunitas keagamaan, tetapi juga berkontribusi dalam pembangunan nasional,” kata Kamaruddin. Pemberdayaan ekonomi umat diharapkan dapat menjadi salah satu pilar penting dalam mewujudkan kesejahteraan yang merata dan berkeadilan di Indonesia.

Melalui program-program yang berorientasi pada ekologi dan ekonomi, Kementerian Agama berharap konsep “Beragama Berdampak” dapat menjadi gerakan nasional yang nyata. Agama diharapkan tidak hanya menjadi sumber nilai spiritual, tetapi juga menjadi motor penggerak bagi terciptanya kerukunan, kesejahteraan, dan keberlanjutan lingkungan di Indonesia. Konsep ini mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersama-sama menjadikan agama sebagai inspirasi dan solusi dalam membangun Indonesia yang lebih baik di masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *