BeritaNasional

Indonesia Dorong Inovasi Rekayasa untuk Pembangunan Berkelanjutan

×

Indonesia Dorong Inovasi Rekayasa untuk Pembangunan Berkelanjutan

Sebarkan artikel ini
Indonesia Dorong Inovasi Rekayasa untuk Pembangunan Berkelanjutan

Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, tampil sebagai panelis dalam acara puncak World Engineering Day 2025 yang diselenggarakan di Kantor Pusat UNESCO, Paris. Dalam forum bertajuk “Unleashing the Power of Engineers to Advance Sustainable Development Goals” ini, Menko Airlangga menegaskan peran krusial rekayasa dan inovasi teknologi dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan secara global.

“Sebagai negara dengan populasi besar dan kekayaan sumber daya alam, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin dalam inovasi global yang berkelanjutan,” ujar Menko Airlangga dalam keterangan tertulis yang diterima pada Rabu (5/3/2025).

Menko Airlangga menekankan bahwa terobosan di bidang rekayasa dan inovasi teknologi adalah kunci utama untuk mendorong pembangunan berkelanjutan dan pertumbuhan ekonomi. Integrasi teknologi canggih ke berbagai sektor industri, menurutnya, menunjukkan potensi transformasi yang luar biasa.

Insentif Pemerintah untuk Riset dan Pengembangan, Contoh dari Indonesia

Lebih lanjut, Menko Airlangga menjelaskan bahwa pemerintah di seluruh dunia semakin menyadari pentingnya inovasi sebagai motor penggerak perekonomian. Berbagai insentif kemudian digulirkan untuk mendorong investasi dalam riset dan pengembangan (R&D). Insentif tersebut dapat berupa keringanan pajak, program hibah, hingga alokasi anggaran negara untuk pendidikan STEM (Sains, Teknologi, Engineering, dan Matematika).

“Indonesia mengambil langkah progresif dengan kebijakan super deductible tax hingga 200% bagi perusahaan yang berinvestasi dalam pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan vokasi. Bahkan, super deductible tax hingga 300% diberikan bagi perusahaan yang memiliki komitmen tinggi terhadap kegiatan R&D,” papar Menko Airlangga.

Solusi Rekayasa untuk Pengurangan Karbon dan Industri Berkelanjutan, Target Indonesia

data-sourcepos=”19:1-19:301″>Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga juga memaparkan kontribusi signifikan engineering solutions dalam upaya global mengurangi emisi karbon dan mewujudkan industri yang lebih berkelanjutan. Menurutnya, solusi rekayasa menjadi fondasi penting dalam transisi energi menuju ekonomi rendah karbon.

Sebagai panduan, Pemerintah Indonesia telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029 yang mengarahkan pembangunan rendah karbon pada tujuh fokus utama. Fokus tersebut meliputi: (1) Pengurangan emisi gas rumah kaca dari sektor energi, mineral, dan limbah; (2) Transportasi hijau; (3) Peningkatan cadangan karbon di kawasan hutan dan lahan; (4) Pertanian rendah karbon; (5) Cadangan karbon biru; (6) Dekarbonisasi industri; dan (7) Penguatan tata kelola kegiatan pengurangan emisi karbon.

Inisiatif CCS/CCUS dan Peran Pertamina

Lebih jauh, Menko Airlangga menyoroti inisiatif strategis Indonesia dalam mengembangkan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) dan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS). Pemerintah menargetkan peluncuran 15 proyek CCS/CCUS antara tahun 2026 hingga 2030. Inisiatif ini adalah bagian integral dari strategi Indonesia untuk mencapai target emisi nol bersih pada tahun 2060.

“PT Pertamina telah mengidentifikasi potensi penyimpanan CO₂ hingga 600 gigaton. Kapasitas ini tidak hanya mencukupi kebutuhan domestik, tetapi juga berpotensi untuk memenuhi kebutuhan regional. Perkembangan ini semakin memperkuat komitmen Indonesia dalam memanfaatkan keunggulan geologis untuk mendukung upaya global dalam pengurangan karbon,” pungkas Menko Airlangga.

Dengan penekanan pada inovasi rekayasa dan komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan, Indonesia menunjukkan langkah nyata dalam berkontribusi pada agenda global yang lebih hijau dan inklusif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *