Nias Barat – Kabar duka menyelimuti Kabupaten Nias Barat setelah Jembatan Noyo, yang menjadi urat nadi penghubung utama dengan Kabupaten Nias dan Kota Gunungsitoli, dilaporkan roboh akibat terjangan banjir bandang. Peristiwa nahas ini terjadi pada Rabu (5/3) pagi, sekitar pukul 09.40 WIB, setelah wilayah Kecamatan Mandrehe diguyur hujan deras sejak dini hari.
Bencana ini bermula dari hujan lebat yang tak henti-hentinya mengguyur wilayah tersebut sejak pukul 04.30 WIB. Intensitas hujan yang tinggi menyebabkan Sungai Noyo meluap hingga tak mampu menampung debit air. Luapan sungai inilah yang kemudian menjadi penyebab utama ambruknya jembatan vital tersebut.
Hujan Deras dan Meluapnya Sungai Noyo Jadi Pemicu
Menurut keterangan Ama Marcel Zai, mantan Kepala Desa Tuwuna yang juga menjadi saksi mata kejadian, hujan deras yang mengguyur sejak Subuh menjadi awal mula malapetaka ini.
“Hujan deras mulai sekitar jam setengah lima pagi. Tidak lama kemudian, Sungai Noyo langsung meluap. Sekitar jam lima pagi, jembatan sudah mulai kelihatan rusak dan akhirnya ambruk sebagian,” ujarnya kepada tim media di lokasi kejadian.
Jembatan Dibangun Sejak 1996
Jembatan Noyo, yang memiliki nilai historis karena telah berdiri sejak tahun 1996, kini hanya tinggal puing-puing. Kerusakan yang ditimbulkan sangat parah, mencapai sekitar 60 meter dari total panjang jembatan yang mencapai 90 meter. Tiang penyangga utama yang berada di tengah jembatan tak kuasa menahan derasnya arus banjir dan akhirnya roboh. Besi-besi penyangga dan lantai jembatan pun ikut hanyut terbawa keganasan banjir.
Padahal, sebelum kejadian tragis ini, Jembatan Noyo masih berfungsi normal dan dapat dilalui oleh berbagai jenis kendaraan, baik roda dua maupun roda empat.
Dampak Langsung Ambruknya Jembatan Noyo
Ambruknya Jembatan Noyo bukan hanya sekadar kerusakan infrastruktur. Lebih dari itu, kejadian ini telah melumpuhkan jalur transportasi utama di wilayah tersebut dan menimbulkan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat. Beberapa dampak yang telah teridentifikasi antara lain:
- Kenaikan Harga Bahan Pokok: Terputusnya jalur distribusi barang diprediksi akan memicu kenaikan harga bahan kebutuhan pokok di Nias Barat.
- Potensi Kelangkaan BBM: Pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) juga terancam terhambat, yang dapat menyebabkan kelangkaan dan keresahan di masyarakat.
- Lumpuhnya Transportasi Roda Empat: Aktivitas transportasi menggunakan kendaraan roda empat praktis terhenti total, mengganggu mobilitas orang dan barang.
Langkah Cepat Polres Nias dan Polsek Mandrehe
Menyadari dampak yang ditimbulkan, aparat kepolisian dari Polres Nias dan Polsek Mandrehe bergerak cepat. Bersama dengan masyarakat setempat, mereka langsung memasang garis polisi (police line) di sekitar lokasi jembatan yang ambruk. Selain itu, tanda-tanda peringatan juga dipasang untuk mencegah warga mendekat dan menghindari potensi kecelakaan.
“Sebagai langkah awal, kami sudah memasang police line dan rambu peringatan agar masyarakat tidak melintas atau mendekat ke jembatan yang rusak. Ini demi keselamatan warga,” ujar perwakilan Polres Nias di lokasi.
Koordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Nias Barat, juga telah dilakukan untuk penanganan lebih lanjut.
Pilihan Jalur Alternatif untuk Warga
Untuk sementara waktu, masyarakat yang hendak bepergian atau melakukan aktivitas transportasi harus mencari jalur alternatif. Berikut adalah beberapa jalur alternatif yang dapat digunakan:
- Jalur Roda Dua Simpang Doli-Doli – Hilimayo – Botomuzoi: Jalur ini menuju Simpang Botombawo dengan estimasi jarak tempuh sekitar 22 km atau 45 menit. Jalur ini hanya bisa dilalui kendaraan roda dua.
- Jalur Roda Dua dan Roda Empat Simpang Lahomi – Lolowau – Duria: Jalur ini melalui Kecamatan Lolowau, Kabupaten Nias Selatan, hingga Desa Duria, Kecamatan Lolofitu Moi. Jarak tempuh jalur ini cukup jauh, sekitar 43 km, dengan waktu tempuh mencapai 2,5 jam. Jalur ini dapat dilalui kendaraan roda dua dan roda empat.
Pemerintah Kabupaten Nias Barat diharapkan segera mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi dampak ambruknya Jembatan Noyo. Perbaikan jembatan atau pembangunan jembatan sementara menjadi prioritas utama untuk memulihkan akses transportasi dan perekonomian masyarakat.