Kuala Lumpur, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, hari ini menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-2 ASEAN-Gulf Cooperation Council (GCC) yang berlangsung di Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC), Malaysia. Pertemuan bersejarah ini menjadi ajang penting bagi kedua kawasan untuk memperkuat kerja sama di berbagai sektor, melanjutkan momentum positif yang telah dibangun sejak KTT perdana di Riyadh, Arab Saudi, pada tahun 2023.
Penguatan Ikatan Strategis ASEAN dan GCC
KTT ke-2 ASEAN-GCC ini menandai babak baru dalam hubungan diplomatik dan ekonomi antara negara-negara Asia Tenggara dan Teluk. Forum tingkat tinggi ini merupakan kelanjutan dari pertemuan pertama yang sukses diselenggarakan di bawah kepemimpinan Indonesia di ASEAN pada tahun 2023. Kehadiran para pemimpin negara dari kedua belah pihak menegaskan komitmen kuat untuk mempererat ikatan strategis yang telah terjalin.
Sambutan Pembukaan dan Visi Bersama
Acara dibuka secara resmi oleh Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, selaku Ketua KTT ASEAN-GCC. Dalam sambutannya, PM Anwar mengungkapkan kehormatan atas kehadiran para pemimpin negara, termasuk sambutan khusus kepada Putra Mahkota sekaligus Perdana Menteri Kuwait, Sheikh Sabah Al Khalid Al Sarra, yang turut menjadi ketua bersama.
“KTT ini berakar dari fondasi yang telah dibangun sejak KTT perdana di Riyadh pada tahun 2023. Kehadiran para pemimpin hari ini mencerminkan komitmen bersama untuk mempererat ikatan yang kuat,” ujar PM Anwar, menekankan pentingnya kesinambungan dalam kerja sama regional.
PM Anwar juga menjelaskan bahwa tema keketuaan ASEAN tahun ini, yaitu inklusivitas dan keberlanjutan, selaras sempurna dengan arah kerja sama ASEAN-GCC yang telah terangkum dalam Kerangka Kerja Sama ASEAN-GCC 2024–2028. Visi bersama ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi inisiatif-inisiatif konkret di masa depan.
Peran Ekonomi dan Transformasi GCC
Salah satu fokus utama dalam KTT ini adalah peningkatan hubungan ekonomi antara kedua kawasan. PM Anwar menggarisbawahi data signifikan yang menunjukkan pertumbuhan kemitraan ekonomi. Pada tahun 2023, GCC tercatat sebagai mitra dagang terbesar ketujuh ASEAN, dengan nilai perdagangan mencapai angka fantastis USD130,7 miliar. Angka ini menunjukkan potensi besar yang belum sepenuhnya tergali.
Lebih lanjut, PM Anwar menyoroti transformasi ekonomi yang dialami negara-negara GCC. “GCC telah mengalami transformasi besar menjadi kekuatan ekonomi modern yang menjanjikan, termasuk dalam bidang teknologi,” ungkapnya. Dengan transformasi ini, kemitraan ASEAN-GCC diproyeksikan akan memainkan peran krusial dalam memperkuat kolaborasi antarkawasan, meningkatkan ketahanan ekonomi global, dan memastikan kemakmuran berkelanjutan bagi kedua belah pihak.
Harapan untuk Masa Depan Kerja Sama
Di akhir sambutannya, Perdana Menteri Malaysia menyampaikan harapannya agar pertemuan ini dapat menghasilkan pertukaran pandangan yang mendalam dan bermakna. Ia optimistis bahwa diskusi yang terjadi akan membuka jalan bagi berbagai inisiatif konkret yang akan memperkuat kerja sama strategis ASEAN-GCC di masa depan.
“Saya yakin, pertemuan ini akan berlangsung dalam semangat kerja sama yang berasaskan kepercayaan dan persahabatan,” pungkas PM Anwar, menutup sambutannya dengan optimisme dan keyakinan akan keberhasilan KTT ini.
Kehadiran Presiden Prabowo Subianto dalam KTT ini menegaskan komitmen Indonesia untuk terus berperan aktif dalam memajukan kerja sama regional dan global, khususnya dalam mendorong kemajuan ekonomi dan stabilitas di kawasan Asia Tenggara dan Teluk. Diharapkan, KTT ke-2 ASEAN-GCC ini akan menjadi tonggak penting dalam mempererat hubungan dan menciptakan peluang-peluang baru bagi kemakmuran bersama.