Scroll untuk baca artikel
Teknologi

AI: Dari Turing ke ChatGPT, Bagaimana Kecerdasan Buatan Berkembang?

×

AI: Dari Turing ke ChatGPT, Bagaimana Kecerdasan Buatan Berkembang?

Sebarkan artikel ini
Bagaimana Kecerdasan Buatan Berkembang
Ilustrasi. Freepik.

Perisainews.com – Kecerdasan buatan (AI) atau kecerdasan buatan telah menjadi salah satu topik paling menarik dan kontroversial di abad ke-21. AI memiliki potensi untuk mengubah banyak aspek kehidupan kita, mulai dari cara kita bekerja hingga cara kita berinteraksi dengan dunia sekitar.

Namun, AI juga menimbulkan sejumlah tantangan, seperti masalah bias dan etika.

Artikel ini akan membahas asal-usul AI, mulai dari Alan Turing hingga ChatGPT, dan beberapa tantangan yang ditimbulkan oleh AI.

Asal-Usul AI

Alan Turing, seorang matematikawan dan ilmuwan komputer Inggris, dianggap sebagai salah satu bapak AI. Pada tahun 1948, Turing menulis sebuah makalah berjudul “Intelligent Machinery” di mana ia mengajukan pertanyaan: “Dapatkah mesin berpikir?”

Baca Juga:  Ingin Tahu Umur Kartu Telkomsel Anda? Simak Caranya!

Turing kemudian mengembangkan Tes Turing, sebuah tes untuk mengukur apakah mesin dapat dikatakan cerdas. Tes Turing menyatakan bahwa sebuah mesin dapat dikatakan cerdas jika ia dapat menipu manusia untuk berpikir bahwa ia sedang berbicara dengan manusia lain.

Pada tahun 1956, John McCarthy mengadakan Konferensi Dartmouth Summer Research Project on Artificial Intelligence, yang menandai awal dari bidang AI.

Konferensi tersebut dihadiri oleh para ilmuwan komputer dan matematika terkemuka pada saat itu, termasuk McCarthy, Allen Newell, dan Herbert Simon.

Perkembangan AI

Selama beberapa dekade berikutnya, AI mengalami kemajuan yang pesat. Pada tahun 1965, Joseph Weizenbaum mengembangkan ELIZA, sebuah program komputer yang dapat mensimulasikan percakapan dengan manusia.

Baca Juga:  Windows 12: Tanggal Rilis, Fitur Baru, dan Persyaratan Perangkat Keras

ELIZA menjadi program AI pertama yang mendapatkan perhatian publik yang luas. Pada tahun 1997, Deep Blue, sebuah komputer super buatan IBM, mengalahkan Garry Kasparov, juara catur dunia pada saat itu.

Kemenangan Deep Blue menunjukkan bahwa AI telah mencapai tingkat kecerdasan yang luar biasa.

ChatGPT adalah chatbot AI yang dikembangkan oleh OpenAI. ChatGPT dilatih pada dataset teks dan kode yang sangat besar.

Dapat menghasilkan teks, menerjemahkan bahasa, menulis berbagai jenis konten kreatif, dan menjawab pertanyaan dengan cara yang informatif.

ChatGPT adalah salah satu contoh dari kemajuan terbaru dalam bidang AI. Menunjukkan bahwa AI telah mencapai tingkat kecerdasan yang memungkinkan untuk mengembangkan aplikasi AI yang bermanfaat dan inovatif.

Baca Juga:  Jenuh Medsos? Begini Cara "Menghilang" dari Instagram dengan Men-deactive Akun

Tantangan AI

AI juga menimbulkan sejumlah tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah masalah bias. AI dilatih pada data yang dikumpulkan dari dunia nyata.

Jika data tersebut bias, maka AI juga akan bias. Tantangan lainnya adalah masalah etika. AI dapat digunakan untuk mengembangkan sistem yang dapat digunakan untuk memanipulasi dan mengontrol orang.

Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan prinsip-prinsip etika yang dapat digunakan untuk memandu pengembangan dan penggunaan AI.

AI adalah teknologi yang memiliki potensi untuk mengubah banyak aspek kehidupan kita. Namun, AI juga menimbulkan sejumlah tantangan.

Penting untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut agar kita dapat memperoleh manfaat dari AI sekaligus menghindari dampak negatifnya.