Scroll untuk baca artikel
Berita

Pilgub 2024 NTB Diprediksi Bukan Milik Panggung Petahana

×

Pilgub 2024 NTB Diprediksi Bukan Milik Panggung Petahana

Sebarkan artikel ini

Mataram – Pemilihan Gubernur NTB tahun 2024, diyakini akan menjadi panggung bagi anak-anak muda di NTB. Munculnya ketidakpuasan atas kinerja petahana ataupun mantan petahana, menjadi pemantik bagi masyarakat untuk mencari alternatif pemimpin yang lebih baik.

“Saat ini banyak masyarakat yang merindukan adanya pemimpin yang lebih segar, inovatif, dan memiliki visi jangka panjang. Para pemimpin muda memiliki semua itu,” kata Direktur Lembaga Kajian Sosial Bambang Mei Finarwanto, di Mataram, Minggu (9/4/2023).

Mantan Eksekutif Daerah Walhi yang karib disapa Didu ini mengungkapkan Pilgub NTB 2024 harus berkaca pada kemenangan Gibran Rakabuming Raka sebagai Wali Kota Solo pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2020 lalu.

Dalam hal itu menunjukkan bahwa anak muda mampu menjadi alternatif pemimpin daerah yang kompeten dan mampu merespon kebutuhan masyarakat dengan baik.

Baca Juga:  Kapolres Sumbawa Barat Pimpin Apel Sertijab Pejabat Polres Sumbawa Barat.

Didu menegaskan, anak muda, dengan kreativitas, keberanian, dan kemampuan untuk berpikir out of the box yang mereka miliki, mampu menawarkan solusi yang lebih tepat sasaran dan lebih adaptif dengan perkembangan zaman.

“NTB memiliki sejumlah kandidat pemimpin muda yang memiliki kualitas memadai sebagai seorang pemimpin. Mereka jago kemampuan dalam manajemen dan juga unggul dalam hal kepemimpinan dan analisis kebijakan. Selain itu, mereka juga memiliki jaringan yang luas dan aktif terlibat dalam kegiatan masyarakat,” kata Didu.

Didu tak hendak menyebut nama. Namun, jika arus keinginan masyarakat yang merindukan pemimpin yang lebih segar, inovatif, dan memiliki visi jangka panjang ini terus menggema, maka kata dia, incumbent dan mantan petahana diprediksi akan out dari Pilgub NTB tahun 2024.

Baca Juga:  Polsek Lunyuk Amankan Seorang Remaja Terduga Pelaku Pencurian Handphone

“Anak muda memiliki potensi yang besar untuk memimpin dan memberikan inovasi bagi daerah mereka. Anak muda memiliki gagasan yang segar, keberanian untuk berubah, dan keterbukaan dalam menerima masukan dari masyarakat,” tandasnya.

Selain itu, aktivis senior Bumi Gora ini juga menyebutkan, bahwa anak muda mampu memanfaatkan teknologi dan media sosial dengan efektif. Hal itu menjadikan mereka lebih unggul lantaran dapat memperkuat partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan.

Menurut Didu, NTB sudah memberi kesempatan kepada pemimpin yang sudah tidak lagi muda pada Pilgub NTB tahun 2018. Namun, lihatlah hasilnya kini.

“Tiga tahun terakhir, tata kelola keuangan daerah sungguh amburadul. Utang Pemprov NTB menumpuk hingga ratusan miliar kepada rekanan/Kontraktor yang telah menuntaskan proyek milik Pemprov NTB,” katanya.

Baca Juga:  Azalea Annisa Rengganis "Anis" Berkunjung ke Dapil Gunungsari-Batulayar: Menelusuri Infrastruktur dan Perkenalkan Diri sebagai Calon Anggota DPRD Lobar

Bahkan hal yang tidak pernah terjadi dalam sejarah Bumi Gora sebelumnya. Begitu pun dalam hal posisi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) NTB, yang hingga kini masih bercokol pada posisi 29 dari 34 provinsi di Indonesia.

Betapapun telah terjadi peningkatan dalam hal capaian sejumlah indikator terhadap komponen penentu IPM. Namun kata Didu, posisi IPM NTB tersebut tak bisa menutup mata betapa sektor pendidikan, sektor kesehatan seperti usia harapan hidup, dan juga pengeluaran riil per kapita masyarakat NTB, berada pada posisi nomor enam dari bawah.